Sebelumnya, Kepala Bidang Penyuluh, Dinas Pertanian dan Pangan Kayong Utara Fatul Bahri menjelaskan bahwa bicara masalah pembangunan pertanian itu, bukan hanya bicara masalah aspirasi, tapi bicara bagaimana menyamakan persepsi antara legeslatif dan birokrasi.
"Dinas Pertanian bukan hanya bicara masalah aspirasi, infrastruktur, maupun sarana prasarana, tetapi juga bicara tentang kondisi sumberdaya manusia petani itu sendiri dan komuditi apa yang harus dikembangkan. Nah ini harus satu kesatuan, jadi jangan bicara bangun parit jak. Sementara yang terjadi, banyak bangun parit, sedangkan Dinas Pertanian juga punya target dan punya perencanaan," ucap Fatul Bahri.
ia lantas mencotohkan salah satu wilayah dimana lahan pertaniannya kerap menjadi target aspirasi anggota DPRD berupa galian parit yang dirasa menjadi salah satu penyebab gagal panen di daerah tersebut.
"Contohnya di Pulau Maya yang memiliki banyak parit. Sudah berapa ribu meter panjang parit di Pulau di area persawahannya, terus bagaimana untuk menahannya. Sementara parit ini diaspirasikan, kita tidak tau proses aspirasinya seperti apa, kalau untuk sawah, secara teknis harus hitung dulu, dan saya yakin yang ada itu banyak untuk datangkan air bukan untuk panen padi tapi untuk panen air, kalau musim hujan kebanjiran, kalau musim panas kekeringan," ungkapnya. ***