Diplomasi Batik dan Gamelan oleh Perempuan Indonesia di Korea Selatan

- 10 Oktober 2023, 21:49 WIB
Salah seorang perajin batik yang masih bertahan, menunjukan kemahirannya membuat Batik Garutan dalam sebuah acara di Pendopo Garut beberapa waktu lalu.*
Salah seorang perajin batik yang masih bertahan, menunjukan kemahirannya membuat Batik Garutan dalam sebuah acara di Pendopo Garut beberapa waktu lalu.* /kabar-priangan.com/Aep Hendy/

Hingga saat ini, hampir setiap daerah di Indonesia memiliki motif Batik yang berbeda-beda, masing-masing mewakili karakteristik dan ciri khasnya sendiri. Ketika batik dikenal oleh masyarakat internasional dan ditunjukkan sebagai duta budaya Indonesia di berbagai forum internasional, pemerintah Indonesia mendorong perajin dan pelaku industrinya untuk mengembangkan batik yang sangat modis dan memiliki nilai tambah tinggi.

Baca Juga: Gelar Batik Nusantara Celebration, Hotel Mercure Pontianak Pamerkan Batik Khas Kalimantan Barat

Diplomasi melalui Batik telah menjadi metode diplomasi budaya Indonesia sejak Batik Indonesia ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO pada tahun 2009.

Pada tahun 2010, Preserve Indonesia, sebuah organisasi swasta Indonesia yang bekerja sama dengan KFCC dan disponsori oleh KBRI Seoul, memperkenalkan batik ke Korea Selatan melalui pameran "Wearable Art: Indonesian Batik Cloth".

Pameran ini merupakan bagian dari rangkaian acara Discovering Indonesia selama satu bulan di Korea Foundation Cultural Center (KFCC). BINHouse, salah satu pembuat Batik terkenal di Indonesia, menampilkan koleksi sekitar 120 kain dalam pameran seni tekstil tradisional Indonesia yang pertama kali diadakan di Korea Selatan.

Dengan menggunakan batik, budaya Indonesia diperkenalkan secara diplomatis ke Korea  dengan mengubah lokasi dan preferensi masyarakatnya. Contohnya adalah  Korea  memiliki empat musim sehingga orang-orang memakai pakaian musiman, seperti warna coklat di musim gugur dan hitam di musim dingin. Strategi diplomasi budaya Indonesia juga memperhitungkan kecenderungan masyarakat Korea dalam mengenakan pakaian yang tidak terlalu bermotif atau bermotif.

Baca Juga: Mesin Pesawat Batik Air Robek usai Tabrak Garbarata di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali

Saat ini, KBRI Seoul sedang mencari kolaborasi antara desainer Indonesia dan Korea untuk membuat kain batik Indonesia lebih mudah digunakan oleh orang Korea. Selain itu, proyek saat ini adalah menyelenggarakan pekan mode di Busan atau Seoul bersamaan dengan peragaan busana Batik akan dimulai pada akhir tahun 2022. Strategi yang digunakan Indonesia pada tahun 2022 adalah Koherensi diplomasi Batik, terutama di Korea, sebagai upaya Indonesia untuk memperkuat soft power.

Pada tanggal 23 Februari 2023, Dharma Wanita Persatuan KBRI Seoul mengadakan Coffee Morning bersama dengan KBRI Seoul. Seoul Association of Military Attache Spouses/SAMA dan maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia mendukung acara ini.

Duta Besar Gandi Sulistiyanto menyatakan dalam peringatan 50 tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Korea Selatan dan Presidensi RI di ASEAN bahwa KBRI mendorong kerjasama antara bisnis dan komunitas. Perempuan Indonesia di Korea Selatan memainkan peran yang sangat penting dalam mengadvokasi Tanah Air.

Halaman:

Editor: Yuniardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah