Memilih Karena Uang, Harga Suara Hanya Dibawah Harga Permen Kopi

- 7 Desember 2023, 23:07 WIB
Anggota Komisioner KPU Kayong Utara, Abdul Qhoir
Anggota Komisioner KPU Kayong Utara, Abdul Qhoir /Julizal/

WARTA PONTIANAK – Jelang pemilu 2024 mendatang, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kayong Utara melakukan berbagai upaya agar Money Politik tak terjadi dan dianggap lumrah oleh masyarakat.

Menurut Anggota Komisioner KPU Kayong Utara, Abdul Qhoir, salah satu upaya dari KPU kabupaten diantaranya, mengetuk secara moral para pemilih, yaitu dengan mengansumsikan, jika suara pemilih, itu dihargai dengan uang dianalogikan hanya seharga dibawah harga Permen Kopi.

"Anggaplah calegnya itu duduk, kami membagi, harga pemilih satu orang anggaplah 500 ribu rupiah, dalam satu tahun, mereka (pemilih) hanya mendapat sekitar 16.000 rupiah perbulan, perhari mereka hanya mendapat 670 rupiah, Kalau memilih hanya karena uang, kami asumsikan mereka (pemilih) hanya dihargai (oleh caleg) dibawah harga permen kopi," tutur Abdul saat Media Gathering bersama Pekarja pers, Kamis 7 Desember 2023.

Ia lantas menyarankan, agar para pemilih dapat menggunakan hak suaranya dan menilai lebih dekat para kandidat yang sesuai dengan visi misi, sehingga dapat menyalurkan aspirasi masyarakat dengan tepat.

"Jadi kami menyarankan, jangan jual harga diri suara pemilih dengan uang. Tapi pastikan, untuk memilih orang, caleg, pasangan calon, yang sesuai visi misi, serta kemampuan atau visibilitas yang mempuni, atau layak , untuk dipilih, sehingga bisa memberikan manfaat dari aspirasi mereka (caleg), tapi dalam konteks memilih bukan karena uang," tutupnya.

Jelang pemilu 2024 mendatang, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kayong Utara melakukan berbagai upaya agar Money Politik tak terjadi dan dianggap lumrah oleh masyarakat.

Baca Juga: Diduga Langgar Aturan, Ratusan APK dan APS Caleg di Singkawang Ditertibkan

Menurut Anggota Komisioner KPU Kayong Utara, Abdul Qhoir, salah satu upaya dari KPU kabupaten diantaranya, mengetuk secara moral para pemilih, yaitu dengan mengansumsikan, jika suara pemilih, itu dihargai dengan uang dianalogikan hanya seharga dibawah harga Permen Kopi.

"Anggaplah calegnya itu duduk, kami membagi, harga pemilih satu orang anggaplah 500 ribu rupiah, dalam satu tahun, mereka (pemilih) hanya mendapat sekitar 16.000 rupiah perbulan, perhari mereka hanya mendapat 670 rupiah, Kalau memilih hanya karena uang, kami asumsikan mereka (pemilih) hanya dihargai (oleh caleg) dibawah harga permen kopi," tutur Abdul saat Media Gathering bersama Pekarja pers, Kamis 7 Desember 2023.

Halaman:

Editor: Yuniardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x