Network
WARTA PONTIANAK - Kehadiran PT. Satria Pratama Mandiri (SPM) yang melakukan aktifitas pertambangan mineral jenis emas di Sungai Kapuas di Desa Nanga Biang Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau mulai menimbulkan persoalan baru.
Selain persoalan lingkungan karena melakukan penambangan di luar kewenangan yakni di Sungai, kehadiran perusahaan tersebut juga dianggap meresahkan warga setempat.
Sejak perusahaan swasta itu hadir, warga mulai kehilangan kebebasan. Warga yang biasanya ngumpul saat sore dilarang membicarakan SPM. Jika diketahui oknum aparat keamanan, mereka ditakut-takuti dan diancam bui.
Baca Juga: Maraknya PETI di Sungai Kapuas, Yohanes Ontot: Nanti Kita Koordinasikan
"Orang nyantai atau ngumpul saja gak boleh ngomong bahas masalah PT SPM. Ada rencana kami mau demo, tapi kami gak berani bang karena siapapun yang berani gitu dianggap provokator," kata warga Desa Nanga Biang yang meminta wartawan merahasiakan identitasnya, Selasa 23 Januari 2024.
Merasa tak nyaman dengan kondisi tersebut, warga sepakat tidak akan datang ke TPS untuk menggunakan hak suaranya alias golput pada Pemilu maupun Pilkada serentak tahun 2024.
"Kalau masih gini terus kami sudah sepakat bang, Pemilu dan Pilkada nanti kami tidak akan menggunakan hak pilih kami alias golput. Banyak warga yang ngomong buat apa milih mereka, sekarang kita butuh mereka tidak ada yang peduli. Mereka pura-pura diam, tidak mau melihat dan tidak mendengar keresahan kami. Intinya kami sudah tidak percaya lagi dengan anggota dewan ataupun bupati, mereka semua tidak pernah peduli dengan kondisi kami dikampung hari ini," pungkasnya.(Abang Indra)
