Dukung Konservasi Hutan di Kaltim dan Kaltara, The Baker Hughes Foundation Hibah 250.000 Dolar

10 Desember 2020, 14:51 WIB
The Baker Hughes Foundation menghibahkan $250.000 kepada The Nature Conservancy untuk solusi iklim berbasis alam /Baker Hughes/Warta Pontianak/

WARTA PONTIANAK - The Baker Hughes Foundation telah mengumumkan hibah sebesar 250.000 dolar untuk The Nature Conservancy guna mendukung solusi iklim berbasis alam dalam ekosistem “last chance” yang sensitif di Indonesia.

Dana tersebut akan berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dan membantu dalam penyimpanan cadangan karbon melalui penerapan standar penebangan berdampak rendah (RIL-C) dan program lain di provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Sebagai mitra utama The Nature Conservancy, Yayasan Konservasi Alam Nusantara akan mengelola hibah tersebut.

Indonesia dipilih sebagai lokasi untuk hibah ini karena Indonesia adalah tempat dengan berbagai keanekaragaman hayati tertinggi di dunia dan memberikan beberapa peluang pembiayaan paling efektif di dunia untuk mitigasi iklim berbasis alam.

Baker Hughes juga menjalankan operasi layanan dan komersial di bidang energi teknologi yang substansial di Indonesia, dengan lebih dari 800 karyawan.

Baca Juga: Pilkada 2020 Jadikan Momentum Perlindungan Hutan dan Gambut

Program-program yang didanai oleh hibah ini berpotensi mengurangi jutaan ton setara COselama beberapa tahun. Proyek ini dibangun atas kemitraan hibah-hibah sebelumnya antara Baker Hughes Foundation dan The Nature Conservancy yang telah mendukung keanekaragaman hayati, kualitas air, dan solusi iklim.

“Baker Hughes berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon global melalui produk dan layanan kami dan juga melalui kemitraan kami dengan organisasi seperti The Nature Conservancy,” kata Lorenzo Simonelli, Ketua dan CEO Baker Hughes dalam keterangan pers yang diterima Warta Pontianak, Kamis 10 Desember 2020.

Solusi iklim berbasis alam, kata dia, memainkan peran penting dalam membantu perusahaan dan pemerintah mengatasi perubahan iklim, dan Indonesia memberikan salah satu peluang paling signifikan untuk menangani dampak iklim di dunia saat ini.

William McGoldrick, Regional Managing Director dari Nature Conservancy wilayah Asia Pacific menambahkan, pihaknya berterima kasih atas dukungan berkelanjutan Baker Hughes terhadap konservasi hutan yang dapat secara bermakna mengurangi emisi karbon melalui strategi penggunaan lahan cerdas, penguatan kebijakan dan pengurangan dampak kehutanan.

Baca Juga: WALHI Sebut Bencana Banjir Akibat Perubahan Fungsi Hutan

“Dikombinasikan dengan dukungan Baker Hughes sebelumnya untuk konservasi hutan berbasis komunitas, hibah ini dapat membantu mewujudkan visi kolektif untuk menjadikan pengelolaan hutan lestari menjadi sebuah kenyataan,” ucapnya.

Untuk diketahui, ekosistem "last chance", sebagaimana didefinisikan oleh The Nature Conservancy, memberikan gambaran global berbasis sains untuk membantu mengidentifikasi tempat paling penting untuk perlindungan.

Mereka adalah tempat yang jika dilestarikan akan mengurangi tingkat kepunahan dan melindungi representasi terbaik dari tipe habitat global yang paling tidak terlindungi di bumi.

Praktek penebangan RIL-C mengurangi emisi karbon tanpa mengurangi produksi hutan melalui praktek-praktek seperti mempersempit lebar jalan penebangan, membiarkan pohon berlubang tetap berdiri, dan menebang pohon sesuai jalan sarad untuk mengurangi kerusakan hutan. ***

Editor: Ocsya Ade CP

Tags

Terkini

Terpopuler