Virus Nipah jadi Ancaman di Indonesia, Seperti Ini Gejalanya?

28 Januari 2021, 08:41 WIB
Ilustrasi virus nipah /tangkap layar/instagram/

WARTA PONTIANAK - Disaat dunia disibukkan dengan serangan virus covid-19 yang telah menewaskan jutaan jiwa, kini dunia kembali diancam dengan datangnya virus baru yakni virus nipah.

 

Saat Menteri Kesehatan RI masih dijabat oleh dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH sekitar tahun 2010 silam sudah menyampaikan tentang virus cacing nipah.

Baca Juga: Kemungkinan Tertular Virus Covid-19 Pasti ada Walau sudah Divaksin

 

saat itu, ia menyebutkan penyakit menular yang baru muncul (PMBM) atau emerging infectious diseases (EID), mempunyai potensi menimbulkan wabah, kerugian ekonomi dan kekacauan sosial yang hebat.

Ancaman tersebut sekitar 70% berasal dari penyakit hewan seperti SARS, NIPAH, Flu Burung, dan lain-lain.

Hal ini diperberat karena bangsa Indonesia, juga menghadapi penyakit menular bersumber binatang lainnya seperti Malaria, Demam berdarah, Filariasis (kaki gajah), Rabies dan penyakit menular langsung seperti Diare, Kecacingan, Kusta dll.

Hal itu disampaikan Menkes Endang, ketika membuka Rakernas Gerakan Nasional Peternak Sehat Ternak Sehat (PSTS) yang diselenggarakan Himpunan Masyarakat Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli), di Bogor, 25 Mei 2010.

Baca Juga: Doni Monardo Positif Virus Covid-19 saat Kesibukannya Urus Bencana

Di luar negeri, seperti diberitakan Pikiran Rakyat berjudul "Virus Nipah Sudah Diperingatkan Sejak Dekade Lalu dalam Potensi Wabah, Kenali Gejalanya" virus nipah bahkan sudah terpantau mewabah sejak 2001-2011, seperti misalnya di Bangladesh.

Dari jurnal organisasi kesehatan dunia (WHO) berjudul “Nipah virus outbreaks in Bangladesh: a deadly infectious disease”, dalam dekade itu, sebanyak 196 kasus virus nipah ditemukan di Bangladesh.

Terdapat persentase 77% dari 150 kasusnya disebutkan berakibat kematian.

Tanda dan Gejala Virus Nipah

Infeksi virus Nipah (NiV) dapat menyebabkan penyakit ringan hingga berat, antara lain pembengkakan otak (ensefalitis) dan berpotensi kematian.

Gejala, dikutip Pikiran-rakyat.com dari Badan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC), biasanya muncul dalam 4-14 hari setelah terpapar virus.

Penyakit ini awalnya muncul dalam bentuk demam dan sakit kepala selama 3-14 hari, dan sering kali termasuk tanda-tanda penyakit pernapasan, seperti batuk, sakit tenggorokan, dan kesulitan bernapas.

Fase pembengkakan otak (ensefalitis) dapat terjadi, di mana gejalanya dapat berupa kantuk, disorientasi, dan kebingungan mental, yang dapat dengan cepat berkembang menjadi koma dalam waktu 24-48 jam.

Baca Juga: Sutarmidji : Vaksinasi Diperlukan Untuk Menangkal Keterjangkitan Virus Corona

Gejala awalnya mungkin termasuk satu atau beberapa dari berikut ini:

Demam
Sakit kepala
Batuk
Sakit tenggorokan
Sulit bernafas
Muntah

Gejala yang parah bisa terjadi, seperti:

Disorientasi, mengantuk, atau kebingungan
Kejang
Koma
Pembengkakan otak (ensefalitis)
CDC melansir, kematian dapat terjadi pada 40-75% kasus.

Baca Juga: Kasus Infeksi Baru di Korea Selatan Kurang Dari 400 untuk Hari ke-2, Kurva Virus Melamban

Efek samping jangka panjang pada orang yang selamat dari infeksi virus Nipah telah dicatat, termasuk kejang yang menetap dan perubahan kepribadian.***(Gita Pratiwi/pikiran Rakyat)

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler