WARTA PONTIANAK - Umat Kristiani di Aceh mengaku toleransi umat beragama di daerah berjuluk Serambi Mekkah itu terjaga dengan baik. Bahkan ibadah Natal, 25 Desember 2020 di daerah mayoritas Muslim itu tidak mengalami hambatan.
Pemuka Katolik di Aceh Baron F Pandiagan mengatakan, berdasarkan laporan dari umat Kristiani di kabupaten/kota di Aceh, mereka tidak mengalami hambatan dalam melaksanakan ibadah Natal.
"Sepemantauan saya, perayaan Natal secara keseluruhan di Aceh berjalan aman, nyaman dan lancar," tutur Baron dikutip Warta Pontianak dari laman Kemenag, Sabtu, 26 Desember 2020.
Baca Juga: Mewariskan Sikap Toleransi, Membentengi Pengaruh dari Luar
"Kerukunan antar umat beragama sampai saat ini masih tetap berlangsung aman dan nyaman," imbuhnya.
Hal senada disampaikan pemuka Kristen, Samarel. Menurutnya, seluruh umat Kristiani di Aceh menjalankan ibadah Natal dengan penuh kedamaian.
"Saya berterimakasih kepada seluruh masyarakat Aceh, pemerintah, dan para tokoh yang sangat toleransi sehingga ibadah Natal terlaksana dengan baik, aman, tertib, saya berharap toleransi kita ini untuk tetap dijaga dan dipertahankan," ucapnya.
Baca Juga: Kisah Toleransi Beragama, Misa Natal dan Jumatan ‘Barengan’ di Dua Rumah Ibadah yang Bersebelahan
Pengakuan serupa disampaikan jemaat HKBP Banda Aceh Fieterson. Menurut Fieter, akibat wabah Covid-19, pelaksanaan ibadah Natal di gereja tersebut harus dibagi dalam dua waktu, pagi dan siang.
"Terkait ada larangan, sama sekali tidak ada, paling karena Covid jadi ibadah Natalnya dibagi dua, pagi dan siang," kata Fieter.