Selain Tidak Pintar, Gus Miftah Tuding Abu Janda Kurang Adab dan Sopan Santun

- 2 Februari 2021, 10:00 WIB
Gus Miftah dan Abu Janda saat bertemu di Podcast Deddy Corbuzier
Gus Miftah dan Abu Janda saat bertemu di Podcast Deddy Corbuzier /Tangkap Layar/Youtube/Warta Pontianak/

WARTA PONTIANAK - Gus Miftah mengatakan jika Twit Tengku Zulkarnaen dinilai provokatif, justru yang lebih provokatif adalah tulisan Permadi Arya alias Abu janda yang lebih provokatif dengan menyebut Islam sebagai agama yang arogan.

Dilansir dari Podcast Deddy Corbuzier pada Senin 1 Februari 2021, Gus Miftah menyebutkan jika seorang Permadi Arya lebih pintar maka tidak harus sebesar ini masalahnya, karena yang harus dibalas adalah komentar Tengku Zulkarnaen, namun justru komentar Abu Janda justru mengarah ke umat Islam.

Baca Juga: Geram dengan Abu Janda, Susi Pujiastuti: Sudah saatnya Ocehan Orang Seperti Ini Dihentikan!

"Coba anda jelskan yang dimaksud Arogan Islam itu sepeti apa? karena seharusnya yang disebut Permadai Arya adalah bukan Islam-nya, tapi adalah model Islam seperti Tengku Zul," katanya.

"Mohon maaf saya tidak membela Tengku Zul, karena saya sering berbeda pendapat dengan tengku Zul, tetapi ketika ada acara penghargaan saya bertemu dengan beliau, saya satu panggung dan saya cium tangannya sebagai orang tua."

Gus Miftah mengaku sering melonytarkan kritik ke Tengku Zul, tetap dengan cara yang baik, Gus Miftah menganggap seandainya Permadi Arya menggunakan konotasi yakni model Islam seperti Tengku Zul, mungkin orang tidak akan salah persepsi.

"Saya selama ini memang ingin bertemu dengan Permadi Arya, untuk menceramahi orang ini, apalagi setiap dia berkemonter selalu dikaitkan dengan PB NU, saya tidak masalah mas Arya mengaku orang NU, karena siapapun boleh menjadi orang NU," katanya.

Baca Juga: Bareskrim Polri akan Periksa Abu Janda terkait Cuitan 'Islam Agama Arogan'

Dirinya tidak masalah jika Permadai Arya mengaku sebagai 'Penyerang' yang mengcounter twit-twit yang provokatif, tapi jangan sampai terkena ke Islam, wabil khusus Nahdatul Ulama, bahasanya harus ditata jangan sampai menimbulkan multi tafsir.

Halaman:

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Podcast Deddy Corbuzier YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x