Nama Pendiri NU Hilang dari Kamus Sejarah Kemendikbud

- 20 April 2021, 19:45 WIB
Ilustrasi Cover Kamus Sejarah Kemendikbud
Ilustrasi Cover Kamus Sejarah Kemendikbud /NU Online/

WARTA PONTIANAK - Nama tokoh pendiri Nahdatul Ulama, KH Muhammad Hasyim Asy’ari tak lagi termaktub dalam buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia. Buku yang terbit dalam salinan lunak (soft copy) tersebut sudah menyebar.

Baca Juga: Seo Yea-Ji Dituntut Miliaran Rupiah Karena Pelanggaran dan Pembatalan Kontrak

Menanggapi hal itu, Ketua Umum NU CIRCLE (Masyarakat Profesional Santri) R. Gatot Prio Utomo pun melayangkan protes keras ke Kemendikbud. Gatot meminta Mendikbud Nadiem Makarim bertanggung jawab atas penghilangan jejak sejarah ini.

“Kami tersinggung dan kecewa atas terbitnya Kamus Sejarah Indonesia ini. Kamus itu memuat foto Hadratus Syech Hasyim Asy’ari tetapi tidak ada “entry” nama beliau sehingga berpretensi menghilangkan nama, dan rekam jejak sejarah ketokohanya. Kami meminta kamus itu direvisi dan ditarik dari peredaran,” tegasnya.

Kekecewaan ini menurut Gatot Prio Utomo sangat beralasan. Sebab hari-hari ini, warga nadhliyin sedang memperingati hari wafatnya  Hadratus Syech Hasyim Asy’ari yang wafat pada 7 Ramadhan 1366 hijriah.

Baca Juga: Update Covid-19 Kalbar, Ada 77 Kasus Baru dan Kematian Capai 42 Kasus

Kamus Sejarah Indonesia terdiri atas dua jilid. Jilid I Nation Formation (1900-1950) dan Jilid II Nation Building (1951-1998). Pada sampul Jilid I terpampang foto Hadratus Syech Hasyim Asy’ari. Namun secara alfabetis, pendiri Nahdlatul Ulama itu justru tidak ditulis nama dan perannya dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia.

Setelah diteliti NU CIRCLE, dalam kamus itu, nama Gubernur Belanda HJ Van Mook, Tentara dan intelijen Jepang Harada Kumaichi, dan yang tidak disangka ada juga tokoh komunis pertama di Asia Henk Sneevliet.

“Melihat isinya, bisa dikatakan para pejabat Kemdikbud saat ini jauh lebih mengenal tokoh-tokoh penjajah Belanda dan Jepang daripada tokoh pejuang yang menjadi imam warga nahdliyin di seluruh nusantara,” kata Gatot.

Baca Juga: LKPJ 2020, Norsan : Tahun 2021-2022 Kita Fokus Bangun Infrastruktur Jalan

Gus Pu (panggilan Gatot Prio Utomo) menilai, kamus sejarah ini tidak bisa menjadi rujukan pembelajaran di sekolah dan madrasah. Jika itu dilakukan maka bisa saja , generasi muda nantinya akan kehilangan tokoh-tokoh nasional, yang berjuang hidup dan mati, untuk merebut Kemerdekaan RI.

“Sejarah tidak boleh dihilangkan dengan cara-cara seperti ini. Jangan sampai kamus seperti ini disebarkan ke sekolah-sekolah dan menjadi rujukan pembelajaran. Hal ini bisa menyesatkan para siswa," tambahnya.

NU CIRCLE menurut Gatot rencananya akan melayangkan surat resmi memprotes tindakan Kemdikbud tersebut.

Baca Juga: Sule dan Nathalie Holscher akan Bercerai? Warganet: Pantesan Keguguran

“Hampir semua produk dan kebijakan Mendikbud saat ini bermasalah dan membuat kegaduhan. Ini catatan penting buat mengevaluasi kinerjanya,” tukas Gus Pu.***

Editor: Faisal Rizal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x