Sri Mulyani: Tidak ada Pungutan Baru Pajak Pulsa, Voucer dan Token Listrik

30 Januari 2021, 13:35 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani /Foto: akun istagramnya Sri Mulyani/

WARTA PONTIANAK - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan jika Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 06/PMK.03/2021 tidak ada menyatakan pungutan pajak baru untuk pulsa, voucer, dan token listrik.

"Selama ini PPN dan PPh atas pulsa/kartu perdana, token listrik dan voucer sudah berjalan. Jadi tidak ada pungutan pajak baru," kata Sri Mulyani melalui akun instagram @smindrawati di Jakarta, Sabtu 30 Januari 2021.

Baca Juga: Pesan Sri Mulyani Soal Penerima BLT BPJS Ketenagakerjaan: Jika Data Cocok, Otomatis Terkonfirmasi Penerima BLT

Ketentuan yang tertuang dalam PMK 06/2021 itu, katanya tidak berpengaruh terhadap harga pulsa/kartu perdana, token listrik, dan voucer.

Menurutnya, ketentuan itu bertujuan menyederhanakan pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh) atas pulsa/kartu perdana, token listrik dan voucer serta untuk memberikan kepastian hukum.

Adapun penyederhanaan pengenaannya yakni pungutan PPN untuk pulsa/kartu perdana, dilakukan penyederhanaan pungutan PPN sebatas sampai pada distributor tingkat II (server).

"Sehingga distributor tingkat pengecer yang menjual kepada konsumen akhir tidak perlu memungut PPN lagi," tulis Sri Mulyani.

Untuk PPN token listrik, PPN tidak dikenakan atas nilai token, namun hanya dikenakan atas jasa penjualan/komisi yang diterima agen penjual.

Baca Juga: Sri Mulyani: Upaya Peningkatan Kesadaran Pajak Sangat Penting

Untuk voucer, PPN tidak dikenakan atas nilai voucer karena voucer adalah alat pembayaran setara dengan uang.

PPN, lanjut Sri Mulyani, hanya dikenakan atas jasa penjualan/pemasaran berupa komisi atau selisih harga yang diperoleh agen penjual.

Sementara itu, untuk pemungutan PPh pasal 22 atas pembelian oleh distributor pulsa dan PPh pasal 23 atas jasa penjualan/pembayaran agen token listrik dan voucer merupakan pajak di muka bagi distributor/agen yang dapat dikreditkan atau dikurangkan dalam SPT tahunannya.

"Jadi tidak benar ada pungutan pajak baru untuk pulsa, kartu perdana, token listrik dan voucer," ucap Sri Mulyani yang ditulis menggunakan huruf kapital.

Baca Juga: Sri Mulyani: Hadapi Tantangan Covid-19 Perlu Komunikasi Efektif dengan Masyarakat

Menkeu kembali menegaskan pajak yang masyarakat bayar juga kembali untuk rakyat dan pembangunan.***

Editor: Faisal Rizal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler