Kebiasaan FOMO Bisa Bikin Milenial Frustasi

- 2 Desember 2020, 17:52 WIB
Ilustrasi pemanfaatan asuransi
Ilustrasi pemanfaatan asuransi /Sequis/

WARTA PONTIANAK  - Selama pandemi covid-19 pernahkah Anda tanpa pikir panjang membeli madu mahal clover honey dan tanaman kekinian? Padahal sebelumnya tidak pernah mengonsumsi madu dan juga tidak hobi bercocok tanam tapi ikut membeli karena sedang hype di media sosial.

Melihat teman update Instagram stories dan tekanan peer pressure lainnya, ternyata bisa membuat kita merasa ingin seperti mereka, takut ketinggalan, dan merasa aktivitas tersebut perlu dilakukan. Inilah yang disebut dengan Fear of Missing Out (FOMO).

Membeli tanaman dan mengonsumsi madu kekinian sebenarnya boleh saja asal dengan perhitungan karena kebiasaan yang awalnya terlihat sepele, dapat menjadi salah satu “bocor halus” yang akan mengganggu keuangan.

Baca Juga: Pelayanan Maksimal Terjadi Dari Kerjasama Paxel dan Bluebird

Anggap saja setiap membeli tanaman atau madu, setidaknya menghabiskan hampir Rp500 ribuan/bulan. Madu dan tanaman hanya contoh saja karena masih banyak keinginan lain yang jika disusun berdasarkan urutan pentingnya, bisa jadi hampir semua yang tadinya terasa seperti kebutuhan, ternyata hanya keinginan sesaat.

Milenial perlu menerapkan disiplin finansial sejak muda. Dimulai dari menyusun anggaran keuangan dan disiplin dilakukan setiap bulan demi mengontrol pendapatan yang diperoleh. Jangan lupa patuh pada anggaran yang sudah disusun.

Jangan sampai uang sudah habis pada tengah bulan karena tergiur barang-barang lucu atau karena melihat teman lain sudah punya kemudian memaksakan diri juga harus punya. Padahal, masih ada biaya penting yang harus dibayar. Hal ini dikatakan oleh Growth Manager Super You, Antonius Tan yang menyarankan milenial untuk mulai menyusun anggaran keuangan mereka, seperti dalam rilis yang diterima Warta Pontianak, Rabu 2 Desember 2020.

Baca Juga: Pemkab Kubu Raya Kirim 3 Ton Beras Untuk Korban Banjir di Sungai Ambawang

Anggaran yang perlu disusun oleh milenial mungkin belum serumit mereka yang sudah berkeluarga, mungkin juga belum memiliki pendapatan dua digit. Setidaknya, dari pendapatan yang ada, dibagi berdasarkan prioritas, seperti kebutuhan sehari-hari, sosial, dan dana darurat. Setelah pos keuangan sudah terpenuhi maka akan lebih mudah menyisihkan sejumlah uang untuk keperluan tersier.

Halaman:

Editor: M. Reinardo Sinaga


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah