Network
WARTA PONTIANAK - Bank Indonesia (BI) merilis angka Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2020 dengan inflasi 0,28 persen (mtm). Inflasi inti November 2020 tercatat 0,06 persen (mtm), relatif stabil dibandingkan dengan inflasi bulan Oktober 2020 sebesar 0,04 persen (mtm).
Inflasi inti yang tetap rendah dipengaruhi oleh kenaikan inflasi kelompok pengeluaran pakaian dan alas kaki, kesehatan, dan pendidikan, di tengah deflasi komoditas emas perhiasan sejalan dengan perlambatan harga emas dunia.
Dalam keterangan pers yang diterima Warta Pontianak, Rabu 2 Desember 2020, secara tahunan, inflasi inti tercatat sebesar 1,67 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan inflasi Oktober 2020 sebesar 1,74 persen (yoy). Inflasi inti yang tetap rendah tidak terlepas dari pengaruh permintaan domestik yang belum kuat, konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi pada kisaran target, harga komoditas dunia yang rendah, dan stabilitas nilai tukar yang terjaga.
Baca Juga: Industri Migas, Komoditas Strategis Namun Kritis
Kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 0,16 persen (mtm), setelah mengalami deflasi berturut-turut pada empat bulan sebelumnya. Perkembangan ini terutama didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara sejalan dengan permintaan yang mulai meningkat. Di sisi lain, tekanan inflasi tertahan oleh deflasi komoditas tarif listrik sebagai dampak penyesuaian tarif listrik pada golongan pascabayar.***
Baca Juga: Kemenkeu Buka-bukaan Soal Strategi Peningkatan Pajak di 2021
