Sediakan makanan mengandung gula alami, seperti buah potong, jus buah, atau semangkuk smoothies untuk berbuka puasa.
4. Beri Jarak Makan
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, dr. Astrid Wulan menyarankan para ortu untuk cermat membagi waktu makan anak.
Ia mengatakan, “Menerapkan jarak antar makan dapat memberikan waktu bagi lambung untuk mengirim sinyal ke otak bahwa perut sudah tidak lagi kosong. Sehingga pada sesi makan setelah beribadah maghrib, anak tidak lagi kalap atau makan secara berlebihan.”
5. Ulangi Setiap Hari
Jika keempat poin di atas sudah dilakukan dengan benar, maka ulangi terus kebiasaan makan ini setiap harinya.
Ketika anak sudah terbiasa dengan pola makan seperti ini, maka Anda tak perlu khawatir si kecil akan makan secara berlebihan. Jadi, tetap tegas dalam mengatur pola makan anak seperti yang telah dijelaskan di atas.
Baca Juga: Perjalanan Hijrah Zaskia Sungkar, Mulai dari Dikekang Ayah Hingga Ingin Bercerai Diawal Pernikahan
Ketika mengonsumsi makanan secara berlebihan, otomatis asupan karbohidrat ke dalam tubuh juga meningkat.
Akibatnya, terdapat lonjakan kadar gula darah di dalam tubuh yang diikuti dengan penurunan kadar insulin. Dampaknya, tubuh anak jadi lemas dan ia pun cepat mengantuk.
Selain itu, makan berlebihan saat berbuka puasa dapat mengganggu pencernaan. Dampaknya, perut terasa kembung, nyeri, dan begah.
Bahkan, makan berlebihan bisa menyebabkan kondisi gastroesophageal reflux disease (GERD). Gejala GERD bisa berupa nyeri di ulu hati dan dada seperti terasa terbakar (heartburn).