Disinformasi: Bahaya Tersembunyi di Era Digital

- 21 April 2024, 23:30 WIB
Ilustrasi disinformasi
Ilustrasi disinformasi /Ilustrasi Arahkata

WARTA PONTIANAK – Di era digital yang serba cepat ini, informasi bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi, informasi dapat menjadi alat yang bermanfaat untuk edukasi, koneksi, dan kemajuan. Di sisi lain, informasi yang salah dan menyesatkan, atau disinformasi, dapat menjadi bahaya tersembunyi yang membawa dampak negatif bagi individu, masyarakat, dan bahkan negara.

Memahami Disinformasi:

Disinformasi adalah penyebaran informasi yang salah dan menyesatkan dengan sengaja untuk menipu orang lain.

Hal ini berbeda dengan misinformasi yang terjadi karena ketidaktahuan atau kelalaian. Pelaku disinformasi memiliki tujuan terselubung untuk mencapai keuntungan pribadi atau politik.

Ciri-ciri Disinformasi:

  • Informasi yang tidak akurat dan bertentangan dengan fakta yang telah terverifikasi.
  • Disebarkan dengan sengaja dan terstruktur.
  • Memiliki tujuan untuk memanipulasi opini publik, merusak reputasi, atau menciptakan kekacauan.
  • Sering kali dikemas dengan cara yang menarik dan meyakinkan untuk menipu target.

Baca Juga: Memahami Disinformasi Lebih Dalam

Contoh Nyata Bahaya Disinformasi:

  • Dampak pada Kesehatan: Disinformasi tentang kesehatan, seperti berita bohong tentang bahaya vaksinasi, dapat menyebabkan orang enggan untuk mendapatkan vaksinasi yang penting. Hal ini dapat membahayakan kesehatan individu dan masyarakat, terutama bagi anak-anak dan orang tua yang rentan terhadap penyakit.
  • Kerugian Finansial: Disinformasi di dunia finansial, seperti penipuan investasi bodong yang berkedok investasi cryptocurrency, dapat menyebabkan kerugian finansial besar bagi korban. Hal ini dapat merusak kepercayaan publik terhadap sistem keuangan dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
  • Konflik Sosial dan Politik: Disinformasi yang bersifat provokatif dan memecah belah dapat memicu konflik sosial dan politik. Contohnya, berita bohong tentang SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) dapat memicu kerusuhan antar kelompok dan merusak persatuan bangsa.
  • Gangguan Demokrasi: Disinformasi selama masa pemilu dapat memengaruhi pilihan politik masyarakat. Berita bohong tentang kandidat politik atau proses pemilu dapat mendistorsi informasi dan menghambat proses demokrasi yang adil.

Baca Juga: Phising: Jebakan Berbahaya di Era Digital

Upaya Melawan Disinformasi:

Halaman:

Editor: Yuniardi

Sumber: Rifqi Al Furqon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x