Pascapilpres, Amerika Serikat Tingkatkan Keamanan Ancaman Terorisme

- 28 Januari 2021, 18:35 WIB
Potret salah seorang prajurit Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy).*
Potret salah seorang prajurit Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy).* //Twitter/@INDOPACOM

WARTA PONTIANAK - Amerika Serikat menghadapi peningkatan ancaman terorisme domestik dari orang-orang yang tidak puas dengan hasil pemilihan presiden November 2020, Departemen Keamanan Dalam Negeri mengatakan pada Rabu 27 Januari 2021.

Peringatan itu muncul usai penyerbuan di gedung Capitol AS pada 6 Januari oleh para pendukung Presiden Donald Trump hingga menyebabkan lima orang tewas, juga pascapelantikan Joe Biden sebagai presiden pekan lalu di tengah peningkatan keamanan di Washington, yang terkunci.

"Informasi menunjukkan bahwa beberapa ekstremis dengan kekerasan bermotivasi ideologis dengan keberatan terhadap pelaksanaan otoritas pemerintah dan peralihan presiden, serta keluhan-keluhan lain yang dipicu oleh narasi palsu, dapat terus memobilisasi untuk menghasut atau melakukan kekerasan," kata departemen itu dalam laporan menyangkut terorisme nasional, dilansir dari Antara, Kamis 28 Januari 2021.

Baca Juga: Joe Biden Tegaskan Amerika Serikat Kembali Ikut Lawan Perubahan Iklim

Tidak ada informasi yang tepercaya soal plot tertentu terkait terorisme. Namun, ancaman yang meningkat di seluruh Amerika Serikat kemungkinan akan bertahan selama berminggu-minggu, kata departemen.

Baca Juga: Awal Tahun 2021, Kalahkan Wonder Women 1984 Film The Marksman Rajai Box Office di Amerika Serikat

Baca Juga: Joe Biden 'Buka Pintu'Bagi Warga Muslim Masuk ke Amerika Serikat

Baca Juga: Indonesia Kirim 1 Kontainer Kopi Arabika ke San Francisco, Upaya Merajai Amerika Serikat

Laporan DHS menyebutkan bahwa ekstremis dalam negeri, yang bisa melakukan kekerasan, dimotivasi oleh berbagai masalah, termasuk kemarahan atas pembatasan COVID-19, hasil pemilu 2020, dan penggunaan kekuatan polisi.

Baca Juga: 2,9 Juta Warga Amerika Serikat Akan Divaksin Covid-19 Desember Ini

Laporan juga menyebut "ketegangan ras dan etnis yang berlangsung lama termasuk penentangan terhadap imigrasi" sebagai pendorong serangan kekerasan di dalam negeri.***

Editor: M. Reinardo Sinaga

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x