PBB Menyerukan untuk Menyelamatkan Rohingya yang Terapung di Laut Andaman

- 22 Februari 2021, 16:02 WIB
Ilustrasi kapal yang digunakan para pengungsi Rohingnya
Ilustrasi kapal yang digunakan para pengungsi Rohingnya /AFP

Ratusan ribu sebagian besar Muslim Rohingya telah tinggal di kamp-kamp pengungsi di Bangladesh sejak mereka dipaksa keluar dari Myanmar dalam tindakan keras militer yang brutal pada tahun 2017.

Malaysia yang mayoritas penduduknya Muslim telah lama menjadi tujuan favorit bagi kelompok yang termasuk di antara orang-orang yang paling teraniaya di dunia. Dan meskipun perjalanan perahu telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah di seluruh Asia Tenggara telah memperketat perbatasan selama pandemi COVID-19.

Puluhan orang ditemukan tahun lalu di perahu yang hanyut di pulau Langkawi Malaysia, sementara banyak lagi yang datang ke darat dengan bantuan penduduk desa setempat di provinsi Aceh, Indonesia.

Baca Juga: Amanda Manopo Dikabarkan Putus dengan Billy: Tolong Jangan Ekspos Tubuhku Lagi!

Save the Children mencatat dalam sebuah laporan Juni lalu bahwa Rohingya masih siap membayar para penyelundup untuk melakukan perjalanan tersebut meskipun ada risiko.

Saat ini ada sekitar 102.250 Rohingya terdaftar di UNHCR di Malaysia tetapi kelompok hak asasi mengatakan masih banyak lagi yang tidak berdokumen. Baik Malaysia maupun Indonesia tidak menandatangani konvensi PBB tentang pengungsi.

UNHCR mengatakan akan memberikan bantuan kemanusiaan dan tindakan karantina bagi mereka yang diselamatkan, sejalan dengan protokol kesehatan masyarakat.

Baca Juga: Amanda Manopo Mundur dari Sinetron IKATAN CINTA hingga Rating Turun saat Muncul Arya Saloka

“Fakta bahwa pengungsi dan migran terus melakukan perjalanan fatal menekankan perlunya tanggapan regional segera dan kolektif untuk pencarian, penyelamatan dan pendaratan,” kata badan tersebut.

Halaman:

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah