Network
Dia telah menerima sekitar $20.000 dan beberapa perjalanan mewah, menurut akun yang diberikan kepada media oleh pejabat pemerintah Denmark.
Insider berbicara dengan tiga pejabat intelijen Eropa, dua dari Eropa Barat dan satu dari negara Baltik. Semua meminta anonimitas karena mereka tidak memiliki izin untuk memberi pengarahan kepada media. Identitas mereka diketahui oleh Insider.
Baca Juga: Muslim Uighur Desak Menlu Amerika Serikat untuk Menuntut China Mengakhiri Genosida
Mereka menggambarkan lingkungan kontraintelijen di mana China sering menjadi ancaman spionase terbesar bagi lembaga-lembaga Eropa.
Pada bulan Februari, Lituania mengumumkan larangan penggunaan kontraktor perangkat lunak keamanan China. Sekitar waktu yang sama, pejabat Estonia memperingatkan bahwa China dan Rusia merupakan ancaman yang sebanding .
Seorang pejabat di Belgia mengatakan kepada Insider: "Ini telah dibangun selama sekitar lima tahun, kami pertama kali melihat peningkatan besar aktivitas di Brussel karena jelas bahwa misi Uni Eropa [China] digunakan sebagai perlindungan. Pada tahun 2019, menjadi jelas bahwa China telah mengirimkan sebanyak 250 perwira intelijen ke berbagai Uni Eropa dan misi akademis."
Baca Juga: Pemerintah Indonesia Nyatakan Keseriusan Kerjasama Program Vokasi dengan China
"Saat itulah kami menyadari bahwa China tidak hanya memiliki mata-mata paling banyak, tetapi kemungkinan sebagian besar mata-mata adalah orang China," kata pejabat Belgia itu.
Seorang pejabat intelijen ketiga dari negara NATO mengatakan bahwa kasus Estonia - di mana agen China menggunakan sampul perjalanan konferensi dan pengaturan akademis untuk merekrut, berdiskusi, dan bahkan memberi hadiah Kõuts - adalah tipikal dari pedoman China.
Baca Juga: Avenger Endgame Siap-siap Disalip, China Kembali Putar Avatar di Bioskop
