Dubes Inggris sebut Pasukan Myanmar Telah Permalukan Diri Sendiri

- 28 Maret 2021, 09:55 WIB
 Para pengunjuk rasa berlindung selama bentrokan dengan pasukan keamanan di Monywa, Myanmar 21 Maret 2021. /Reuters
Para pengunjuk rasa berlindung selama bentrokan dengan pasukan keamanan di Monywa, Myanmar 21 Maret 2021. /Reuters /

Portal berita Myanmar Now mengatakan 114 orang tewas di seluruh negeri dalam tindakan keras terhadap protes tersebut.

Sedikitnya 40 orang, termasuk seorang gadis berusia 13 tahun, tewas di Mandalay, dan sedikitnya 27 orang tewas di Yangon, kata Myanmar Now.

Baca Juga: Paus Fransiskus: Saya akan Berlutut di Jalan Myanmar Meminta Hentikan Kekerasan

Seorang anak laki-laki berusia lima tahun dilaporkan ada di antara korban yang tewas di Mandalay, tetapi ada laporan yang bertentangan bahwa dia mungkin selamat.

Seorang anak berusia 13 tahun lainnya juga tewas di antara mayat yang ditemukan di wilayah Sagaing tengah.

"Hari ini adalah hari yang memalukan bagi angkatan bersenjata," kata Dr. Sasa, juru bicara CRPH, kelompok anti-junta yang dibentuk oleh anggota parlemen yang digulingkan, kepada sebuah forum online.

Seorang juru bicara militer tidak menanggapi panggilan untuk mengomentari pembunuhan oleh pasukan keamanan, serangan udara atau serangan pemberontak di posnya.

"Mereka membunuh kami seperti burung atau ayam, bahkan di rumah kami, kami akan terus memprotes, kami harus berjuang sampai junta jatuh," kata Thu Ya Zaw di pusat kota Myingyan.

Baca Juga: Dua Orang Tewas Ditembak Polisi Myanmar Saat Unjuk Rasa Antikudeta

Kematian pada hari Sabtu akan membuat jumlah warga sipil yang dilaporkan tewas sejak kudeta menjadi lebih dari 440 orang.***

Halaman:

Editor: Faisal Rizal

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah