Kejar India dan Brazil, Indonesia disebut Menciptakan Lahan Sempurna untuk Varian Baru

- 25 Juli 2021, 15:09 WIB
Ilustrasi virus corona dan bendera Indonesia.
Ilustrasi virus corona dan bendera Indonesia. /Pixabay/BlenderTimer/pottinger/

Hanya ketika suatu varian menunjukkan lompatan dalam kemampuannya untuk menularkan, peningkatan keparahan berdasarkan rawat inap atau kematian, atau berkurangnya efektivitas perawatan dan vaksin, WHO mengklasifikasikan strain tersebut sebagai 'varian yang menjadi perhatian.

Secara global, ada empat varian yang menjadi perhatian: yang disebut varian Alpha, pertama kali diidentifikasi di Inggris; varian Beta, pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan, varian Delta, pertama kali diidentifikasi di India; dan varian Gamma, pertama kali diidentifikasi di Brasil.

Soebandrio mengatakan semua kecuali varian Gamma telah terdeteksi di Indonesia, dan bahwa negara tersebut sekarang memiliki kapasitas diagnostik untuk mendeteksi strain baru dalam jangka waktu yang singkat. Lebih dari 3.000 string genom telah diurutkan sejak awal tahun di Indonesia dibandingkan dengan hanya 200 hingga 300 tahun lalu. Hasil penelitian menunjukkan varian Alpha masih menyebar namun Delta lebih dominan.

Varian Delta empat hingga lima kali lebih menular daripada virus aslinya,” kata Shahid Jameel, ahli virologi top India yang hingga saat ini memimpin kelompok penasihat di Konsorsium Genomics SARS-CoV-2 India, yang memantau varian COVID-19.

Baca Juga: Kota Sidney dan Darwin di Australia Lockdown usai Serangan Varian Delta Covid-19

Jameel mengatakan situasi di Indonesia sekarang “sangat mirip” dengan gelombang kedua India karena tingkat yang buruk dari vaksinasi. Hanya 8 persen orang Indonesia yang divaksinasi lengkap menurut Kementerian Kesehatan.

Perwakilan dari dua kelompok penelitian virus corona terkemuka dunia di Amerika Serikat khawatir kondisi di Indonesia sudah matang untuk munculnya varian baru COVID-19 yang menjadi perhatian.

“Semakin banyak infeksi dalam suatu komunitas, semakin besar peluang untuk varian baru,” kata Ali Mokdad, seorang profesor Ilmu Metrik Kesehatan di Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan di Seattle.

Dia juga menyatakan keprihatinan tentang perayaan Idul Adha di Indonesia, yang berlangsung minggu ini dan aktivitas di sekitarnya.

Gugus tugas COVID-19 Indonesia mengeluarkan arahan khusus untuk minggu liburan, melarang perjalanan umum secara nasional. Itu juga memperpanjang penguncian parsial darurat, yang diperkenalkan pada 3 Juli, hingga Senin depan.

Halaman:

Editor: M. Reinardo Sinaga

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah