Perang Berkecamuk di Afganistan, Negara Eropa Stop Deportasi Pengungsi

- 12 Agustus 2021, 22:21 WIB
Kelompok Militan Taliban
Kelompok Militan Taliban /KarawangPost/Reuters/Stringer

“Menghentikan pengembalian mengirimkan sinyal yang salah dan kemungkinan akan memotivasi lebih banyak warga Afghanistan untuk meninggalkan rumah mereka ke UE,” tulis para menteri kepada Komisi Eropa seperti dikutip dari Aljazeera, Kamis 12 Agustus 2021.

Seorang juru bicara Komisi Eropa kemudian mengatakan kepada awak media, bahwa terserah masing-masing negara anggota [UE] untuk membuat penilaian individu apakah pengembalian mungkin dilakukan.

Selain mundur dari surat itu, Jerman juga mengatakan Berlin akan menangguhkan bantuan sebesar 430 juta euro untuk Afghanistan jika Taliban merebut Kabul dan berusaha untuk memerintah negara itu sendirian.

Perwakilan Khusus AS Zalmay Khalilzad sebelumnya mengatakan setiap pemerintah Taliban yang berkuasa dengan paksa tidak akan diakui oleh kekuatan Barat.

Baca Juga: WHO Uji Coba 3 Obat Ini untuk Pengobatan Covid-19

Laju serangan Taliban dilaporkan mengejutkan para pejabat Amerika Serikat (AS), yang mengumumkan pada April 2021 bahwa pasukan AS akan ditarik sepenuhnya pada akhir Agustus 2021.

"Ibukota Afghanistan Kabul bisa jatuh dalam waktu 90 hari," kata pejabat AS kepada surat kabar The Washington Post.

Di tengah keuntungan Taliban, NATO, AS, dan negara-negara lain yang mengerahkan pasukan ke Afghanistan selama 20 tahun terakhir terus menghadapi tekanan untuk memberikan suaka kepada warga Afghanistan yang mereka pekerjakan.

Sementara, Denmark menawarkan suaka sementara kepada sekitar 45 warga Afghanistan yang dipekerjakannya. Swedia dan Finlandia diperkirakan akan membuat janji serupa.

AS, Kanada, Inggris, dan Jerman juga telah bergerak untuk merelokasi kontraktor Afghanistan, tetapi para aktivis mengatakan upaya semacam itu tidak memadai.

Halaman:

Editor: Y. Dody Luber Anton

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x