Produktivitas Usaha Pelaku UMKM di Perbatasan Meningkat, Berkat Pasokan Listrik yang Semakin Membaik

10 Desember 2020, 14:00 WIB
Antonius Bujong, salah satu pelaku UMKM sedang menganyam tikar bidai khas suku Dayak di Perbatasan Indonesia-Malaysia, Kab Bengkayang /Humas PLN Kalbar/Warta Pontianak

WARTA PONTIANAK – Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Perbatasan RI-Malaysia, wilayah Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat mulai meningkatkan produktivitasnya.

Hal itu seiring dengan dukungan penerangan dan pasokan energi listrik di sana yang kualitanya juga ikut meningkat.

Antonius Bujong, salah satu pelaku UMKM yang merasakan langsung dampak dari membaiknya kualitas pasokan listrik di sana.

Lelaki 42 tahun itu, adalah pengrajin tikar bidai, berbahan dasar rotan dan kulit kayu khas suku Dayak di Dusun Risau, Kecamatan Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang.

“Membaiknya kualitas pasokan listrik sangat membantu proses produksi usaha yang saya jalankan,” katanya, Kamis 10 Desember 2020.

Baca Juga: BLT UMKM BPUM akan Cair Rp 2,4 Juta, Yuk Cek Penerima di eform.bri.co.id/bpum

Menurut Antonius, warga Jagoi Babang  mayoritas bekerja sebagai petani dan pekerja kebun sawit. Mereka kebanyakan beraktivitas di kebun pada siang hari, sementara pekerjaan pembuatan tikar Bidai umumnya dilakukan pada malam hari.

“Saya sangat bersyukur pasokan listrik di Jagoi Babang ini cukup baik sehingga produktivitas usaha kami dapat meningkat,” ucapnya.

Sebelum membaiknya pasokan listrik di sana, Antonius harus meraut rotan dan kulit kayu secara manual. Biasanya, memakan waktu berhari-hari dalam pengerjaannya.

"Sekarang sejak pasokan listrik membaik, saya menggunakan mesin peraut rotan dan kulit kayu untuk mempercepat proses produksi. Dengan mesin peraut ini pekerjaan dapat dilakukan dalam waktu sehari saja,” tuturnya.

Baca Juga: Beredar Informasi Lowongan Kerja Palsu, PLN Imbau Masyarakat Waspada

Ia pun berharap PLN dapat terus meningkatkan mutu layanannya. Terutama menjaga agar tegangan listriknya stabil.

“Sehingga tidak menggangu peralatan elektronik yang kami miliki," kata  Antonius.

Hal serupa juga diungkap oleh Ajoni. Lelaki 45 tahun yang merupakan warga Jalan Dwikora, Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang ini sehari-harinya membuka usaha warung kopi.

"Kualitas layanan kelistrikan di Bengkayang ini sudah cukup baik. Intensitas terjadinya padam listrik pun sudah jauh menurun, berbeda dengan kondisi beberapa tahun yang lalu," sebut Ajoni.

Diakuinya, jika terjadi padam, biasanya proses perbaikan yang dilakukan petugas PLN cukup cepat. Sehingga tidak menggangu aktivitas warga.

Baca Juga: Apresiasi Karya Jurnalistik, PLN Gelar Journalist Award 2020

"Saya berharap PLN dapat terus meningkatkan mutu layanannya kepada masyarakat khususnya di daerah perbatasan ini, jangan sampai kita kalah dengan listrik negara tetangga," ujar Ajoni bersemangat.

Sementara itu menurut Manajer PLN UP3 Singkawang, Robin Septavyn, membaiknya kualitas layanan kelistrikan di daerah perbatasan Kabupaten Bengkayang tidak terlepas dari partisipasi masyarakat di perbatasan itu sendiri.

Di mana banyak warga yang dengan sukarela turut membantu membersihkan jalur jaringan listrik dari pohon dan tanam tumbuh agar proses pendistribusian aliran listrik tidak terganggu.

Diakuinya, untuk menjaga keandalan pasokan listrik ke daerah Jagoi Babang dan Seluas, pihaknya secara rutin melakukan perawatan dan pemeliharaan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) pada jalur utama sepanjang dan percabangan 300,38 kms, Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 125,89 kms.

Serta melakukan perbaikan dan pemeliharaan material distribusi yang rusak  sehingga dapat meminimalisir potensi terjadinya gangguan listrik.

Baca Juga: PLN Kalbar Bersinergi Dengan KPK dan BPN Untuk Terbitkan 124 Sertifikat Tanah

Dikatakannya, penyebab utama gangguan listrik di Bengkayang khususnya daerah perbatasan Jagoi Babang adalah pohon dan tanam tumbuh milik warga dan perusahaan perkebunan sawit.

Hal tersebut dapat diperparah jika terjadi cuaca buruk dimana banyak pohon tumbang dan menimpa jaringan listrik.

"Kami terus berupaya meningkatkan kualitas layanan kelistrikan kepada masyarakat. Khusus di daerah perbatasan ini tantangannya adalah keberadaan pohon dan tanam tumbuh milik perusahaan perkebunan sawit,” katanya.

Upaya komunikasi dan koordinasi, lanjut Robin, terus dilakukan agar masyarakat sepenuhnya mendukung upaya dalam mengamankan pasokan listrik.

Robin juga mengimbau agar masyarakat mengikhlaskan pohon dan tanam tumbuh milik mereka yang berada di dekat jaringan listrik untuk dipangkas.

“Agar aliran listrik dapat dinikmati dengan aman dan nyaman di rumah masing-masing,” tutupnya. ***

 

Editor: Ocsya Ade CP

Tags

Terkini

Terpopuler