Belajar Tatap Muka, Sebanyak 35 Guru dan 4 Murid SMA di Pontianak Positif Covid-19

5 Maret 2021, 04:49 WIB
Kadinkes Provinsi Kalbar Harisson /Yapi Ramadhan/Warta Pontianak

WARTA PONTIANAK - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Harisson menjelaskan, pihaknya telah mengambil sampel Swab terhadap guru Sekolah Menengah Atas di Kota Pontianak. Sebanyak 662 guru yang dilakukan pemeriksaan, 35 orang guru dinyatakan terkonfirmasi Covid-19.

“Jadi dari 662 sampel guru, 456 yang sudah keluar hasil. Sebanyak 35 orang positif atau 7,68 persen dan 421 orang negatif atau 92,32 persen,” ungkap Harisson kepada awak media, Kamis, 4 Maret 2021, malam.

Baca Juga: Swab PCR di SMAN 4 Pontianak, Guru : Saya Bangga!

Harisson menyampaikan, sebanyak 35 orang guru yang dinyatakan positif Covid-19 itu tersebar di 9 SMA di Kota Pontianak.

“Untuk SMAN 3 Pontianak ada 1 orang guru, SMA Mujahidin 1 Pontianak ada 5 orang guru, SMAN 4 Pontianak ada 9 orang guru, SMAN Muhammadiyah 1 Pontianak ada 4 orang guru, SMAN 5 Pontianak ada 4 orang guru, SMAN 1 Pontianak ada 2 orang guru, SMAN 7 Pontianak ada 2 orang guru, SMAN 11 Pontianak ada 6 orang guru, SMAN 8 Pontianak ada 2 orang guru,” bebernya.

Baca Juga: Takut di Swab PCR, Siswi SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Remas Kuat APD yang Dipakai Petugas

Sedangkan pemeriksaan Rapid Antigen untuk murid SMA di Kota Pontianak, pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap 865 orang murid yang tersebar di 12 SMA di Kota Pontianak.

“Untuk murid kami mengambil sampel 865 orang murid, dimana berdasarkan hasil pemeriksaan 4 orang murid dinyatakan positif Covid-19. Yang positif itu di SMA Mujahidin Pontianak 1 orang murid, SMAN 5 Pontianak 1 orang murid dan di SMAN 1 Pontianak ada 2 orang murid,” terang Harisson.

Baca Juga: Belajar Tatap Muka di SMAN 4 Pontianak, 80 Guru di Swab PCR dan 100 Siswa Rapid Antigen

Harisson menuturkan, pembelajaran tatap muka di sekolah bisa menimbulkan klaster-klaster baru penyebaran Covid-19. Untuk itu, pihaknya memastikan agar pembelajaran tatap muka di sekolah kembali diberhentikan sementara.

“Dari sini kita tau bahwa PTM akan membawa risiko terjadinya klaster baru dalam penyebaran virus Covid-19. Jadi untuk meniadakan risiko tersebut maka PTM di sekolah ditiadakan. Siswa kembali sekolah secara daring atau online,” tutupnya. ***

Editor: M. Reinardo Sinaga

Tags

Terkini

Terpopuler