Berawal sebagai Timses di Tingkat Desa, Kini Jabatan Wabup Kapuas Hulu Berhasil Diraih Wahyudi Hidayat

21 Maret 2021, 11:02 WIB
Wakil Bupati Kapuas Hulu, Wahyudi Hidayat /Taufik AS/Warta Pontianak/

WARTA PONTIANAK  - Wakil Bupati Kapuas Hulu Wahyudi Hidayat, mengisahkan perjalanan karier politiknya yang saat ini digeluti hingga menjadi pejabat daerah. Padahal awalnya dia adalah seorang konsultan salah satu perusahaan milik pengusaha ternama di Kapuas Hulu.

Baca Juga: Kapolres Kapuas Hulu Kunjungi 4 Polsek, Ingatkan Anggotanya Jauhi Narkoba

Wahyudi menyampaikan, perjalanan karier dan hidupnya tak bisa ditebak. Dia sampai sekarang tidak pernah membayangkan akan terjun ke dunia politik. Dirinya mengenal politik dari tahun 2005 semenjak selesai kuliah dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2004.

Usai kuliah dirinya pun pulang ke kampung halamannya yakni Kecamatan Jongkong Kabupaten Kapuas Hulu.

"Saat itu tepat ada pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Kapuas Hulu. Waktu itu saya menjadi Tim Sukses Pak Haji Baiduri yang mencalonkan diri sebagai Bupati Kapuas Hulu," katanya, Minggu 21 Maret 2021.

Sejak menjadi Timses seorang H. Baiduri dirinya baru mengenal dunia politik, saat itu suami Via Octaria ini tercatat sebagai timses di desa. Berpolitik dari desa, pria yang yang akrab disapa Wahyu ini mulai mengenal ke Posko Kabupaten.

Baca Juga: Dusun Geruguk Empanang di Perbatasan Negara Indonesia Malaysia Tak Lagi Gelap

"Disitu saya mulai berkenalan dengan orang-orang politik, pengusaha dan anggota dewan. Namun sayangnya pada tahun 2005 itu calon Bupati yang saya jagokan kalah," ujarnya.

Imbas dari kekalahan H. Baiduri pada 2005 itu membuat Ayah Fisqiatul Jannah ini pusing dan bekerja secara serabutan. Namun pada tahun 2006 Wahyu masuk dalam konsultan bagian pengawasan dan perencanaan.

Saat bekerja dalam dunia konsultan, dirinya pernah mengawas pekerjaan salah seorang pengusaha sukses di Kapuas Hulu yakni Daniel Ateng.

"Dari sinilah perjalanannya saya mulai terang. Karena saat itu mungkin pengusaha tersebut melihat pekerjaan saya baik dan mudah bergaul, pengusaha ini pun mengajak saya bergabung dalam perusahaanya. Saya sudah mengikuti pak Daniel Ateng sudah 10 tahun mulai dari 2010 hingga 2018," ungkap anak dari pasangan Abdurrani Hasan dan Nurawan ini.

Baca Juga: Pelapor Kasus Pengadaan Ikan Arwana 2020 Dipindahkan dari Dinas Perikanan Kapuas Hulu ke Kecamatan

Wahyu yang merupakan anak bungsu dari 4 bersaudara ini mengatakan, sejak 10 tahun mengikuti pengusaha Daniel Ateng, dirinya semakin kuat mengenal politik, dirinya pun pernah menjadi Timses Pemenangan AM Nasir mantan Bupati Kapuas Hulu sebanyak 2 kali, kemudian Timses Pemenangan Lasarus Ketua Komisi V DPR RI.

"Saya waktu hanya berani untuk menjadi Timses, namun untuk maju sendiri dalam dunia politik seperti mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Kapuas Hulu dan lainnya belum pernah terpikirkan. Apalagi seperti saat ini," jelasnya.

Pria Kelahirann Jongkong 15 Juni 1982 ini mengungkapkan, pada tahun 2018 dirinya mulai terdorong untuk serius berpolitik setelah berhenti bekerja dari perusahaan Daniel Ateng. Dirinya mulai banyak bergaul diwarung kopi terutama di warung kopi yang ada di Pasar Putussibau. 

"Jadi waktu saya bergaul di warung kopi itu banyak orang-orang partai politik. Disitulah saya bertemu dengan orang-orang dari Partai Amanat Nasional. Orang-orang PAN pun mulai membujuknya untuk bergabung, namun sebelum saya menyatakan bergabung dengan mereka, saya berkonsultasi dengan istri dan istri pun tidak membolehkan berpolitk waktu itu," jelasnya.

Baca Juga: Kemenag dan DPRD Dukung Program Keagamaan dari Wakil Bupati Kapuas Hulu

Namun kata Wahyu, meskipun istrinya melarang untuk berpolitk, dirinya tetap ingin berpolitik. Dirinya pun melihat inspirasinya untuk maju dalam dunia politik yakni Sandiaga Uno karena Sandiaga Uno ini seorang pengusaha namun masuk politik. 

"Sandiaga Uno ini orangnya iklas, benar-benar ingin berbuat untuk masyarakat. Akhirnya saya bergabung menjadi kader PAN Kapuas Hulu," ucapnya.

Akhirnya pada tahun 2019 pria yang pernah mengenyam pendidikan di Madrasah Ibtidayah Swasta Jongkong ini mengatakan, dengan menggunakan perahu PAN, dirinya pun mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Kapuas Hulu Daerah Pemilihan Tiga yang meliputi Kecamatan Boyan Tanjung, Pengkadan, Hulu Gurung, Jongkong, Selimbau dan Bunut Hilir.

"Di Dapil 3 itu ada 8 kursi, sedangkan sebelumnya incumben ada 7 orang yang maju. Meski begitu peluang duduk di DPRD Kapuas Hulu itu ada. Hanya saja saya tak menyangka suara yang saya dapat itu jumlahnya banyak yakni 3.296 suara. Padahal di PAN sendiri yang maju di Dapil 3 itu orangnya kuat-kuat semua," tuturnya.

Tak lama menjabat sebagai anggota DPRD Kapuas Hulu pada tahun 2020, Wahyu memilih mundur dari kursi empuknya sebagainya anggota DPRD Kapuas Hulu untuk mengikuti kontestasi pada Pilkada 2020. PDI Perjuangan dan PAN Kapuas Hulu berkoalisi pada Pilkada 2020, dimana PDI Perjuangan memajukan Fransiskus Diaan sebagai Calon Bupati dan PAN memajukan Wahyudi Hidayat sebagai Calon Wakil Bupati Kapuas Hulu.

Baca Juga: Wakil Bupati dan Anggota DPRD Kapuas Hulu Ikut Vaksinasi Tahap 2 

"Majunya saya sebagai calon Wakil Bupati Kapuas Hulu ini salah satu dorongan dari Ketua DPW PAN Kalimantan Barat yakni Boyman Harun. Dia maunya harus Kader PAN yang maju karena di Kalbar juga PDI Perjuangan dan PAN berkoalisi," ucapnya.

Setelah ada kesepakatan dalam berkoalisi antara PDI Perjuangan dan PAN ditingkat Kabupaten, Fransiskus Diaan dan Wahyudi Hidayat pun mulai bergerak merebut hati rakyat karena dalam kontestasi Pilkada 2020 itu terdapat 3 pasangan yang maju diantaranya pasangan nomor 1 Hamdi Jafar-Jhon Itang OE, pasangan nomor 2 H. Baiduri-Rupina dan pasangan nomor 3 Fransiskus Diaan dan Wahyudi Hidayat. 

Dalam proses perjuanagan pada Pilkada Kapuas Hulu, pasangan nomor 3 Fransiskus Diaan dan Wahyudi Hidayat berhasil mengalahkan 2 pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati lainnya dengan meraih suara 66.159 suara.

Saat ini Wahyu sudah menjabat Wakil Bupati Kapuas Hulu hampir sebulan, menurutnya menjadi orang nomor 2 selalu dianggap masyarakat sebagai ban serap, namun baginya selama tugas dan fungsinya masih dijalankan dan diberikan oleh Bupati akan selalu dijaga.

Baca Juga: Kisah Pasukan Gajah Mada Gemetaran saat Mendapatkan Serangan Gaib dari Raja Dayak Patih Gumantar

"Tentunya saya ini harus mendukung program Bupati, karena Bupati itu pimpinan saya. Lagipula hubungan komunikasi dengan Bupati berjalan dengan baik," ucapnya.

Selama menjadi Wakil Bupati Kapuas Hulu, menurutnya banyak hal kecil yang  harus diperbaiki namun tidak diperhatikan. Contoh kecil saja seperti Surau di Pemda ini dukunya tidak terurus, sekarang sudah terurus.

"Makanya akan kita evaluasi dulu apa-apa saja yang ada di OPD nanti yang kiranya tidak berfungsi dan lainnya," ujarnya.

Dengan terpilihnya Fransiskus Diaan dan dirinya menjadi pemimpin di Kapuas Hulu kata Wahyu, kini Urusan Pilkada sudah selesai. Tak ada lagi lawan politik.

Untuk itu, ia mengajak seluruh masyarakat Kapuas Hulu untuk bersama membangun Kapuas Hulu dengan bersatu padu.

Baca Juga: Pecat Kader Tak Loyal, DPC KKU Apresiasi Langkah DPD Partai Demokrat Kalbar

“Mari kita sama-sama membangun Kapuas Hulu yang lebih maju lagi. Mari kita ciptakan kondisi yang harmonis sesuai dengan visi dan misi kami, agar kita bisa bersinergi dan bersatu untuk membangun Kapuas Hulu yang lebih maju. Fokus kami yakni menjalankan program pembangunan sesuai dengan visi misi yang kami gaungkan saat Pilkada lalu,” tutupnya.***

Editor: Faisal Rizal

Tags

Terkini

Terpopuler