WARTA PONTIANAK - Seiring dengan terjadinya peningkatan jumlah kasus konfirmasi COVID-19 di Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Sintang diminta agar benar-benar melakukan penanganan dan pengendalian dengan baik.
Terbukti, kapasitas tempat isolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ade M Djoen sudah menipis, hanya menyisakan 2 bed saja.
“Jadi sudah kita lihat ruangan isolasi di rumah sakit Ade M Djoen Sintang ini hampir penuh, itu ada sekitar 32 ruangan isolasi yang disiapkan sudah 30 yang terisi,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, Harisson, Jumat 16 April 2021.
Baca Juga: Militer Myanmar Secara Brutal Menabrak Pemimpin Kampanye Anti Kudeta dan Menangkapnya
Kemudian, Harisson menegaskan kepada Satgas COVID-19 Kabupaten Sintang untuk dapat mengimbau masyarakatnya dalam menerapkan protokol kesehatan.
“Ini agar masyarakat Sintang dan Satgas COVID-19 Kabupaten Sintang sudah tidak bisa main-main lagi. Jadi Satgas Kabupaten Sintang ini harus benar-benar serius mendisiplinkan masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan,” kata Harisson.
Baca Juga: Kanal YouTube Gen Halilintar dan Thariq Halilintar Dihack Oleh Hacker Asal Rusia
Selain itu, Satgas COVID-19 Kabupaten Sintang juga diminta untuk memberlakukan pembatasan-pembatasan jam serta aktivitas di Sintang.
“Lakukan jam malam, lakukan razia-razia, work from home bagi kantor-kantor 50 persen, dan melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahayanya penyakit COVID-19 ini,” jelasnya.
Baca Juga: HUT ke–48, Ketua PDI Perjuangan Kalbar Lakukan Penghijauan di Kapuas Hulu
Disampaikannya pula, angka kematian karena COVID-19 di Sintang cukup tinggi. Untuk hari jumat ini, terjadi penambahan lagi kasus kematian.
“Dan tadi kita mendengar laporan dari tanggal 6 April itu sampai sekarang sudah ada 11 orang yang meninggal dan ini mortality ratenya sangat tinggi berarti,” tambahnya.
Baca Juga: Drakor Hospital Playlist 2 Akan Tayang 17 Juni 2021
Dikatakan Harisson, penyebab terjadinya kenaikan jumlah kematian dikarenakan masyarakat yang akan dirawat sudah dalam keadaan parah, sehingga penanganan-penanganan agak sulit dilakukan.
“Ini dikarenakan masyarakat datang ke rumah sakit itu sudah benar-benar ditahap lanjut atau sudah mengalami Respiratory Distress Syndrome (RDS). Ini harus ditekankan kepada masyarakat, jadi misalnya sudah demam, batuk, pilek lalu anosmia itu benar-benar harus langsung meminta pertolongan ke petugas kesehatan,” tutupnya.***