Pertama di Kalbar, Polnep Uji DNA Satwa Akuatik

- 26 Desember 2020, 20:41 WIB
Pengujian DNA Satwa Akuatik di laboratorium Polnep
Pengujian DNA Satwa Akuatik di laboratorium Polnep /Dwi Suprapti/WWF Indonesia

“Kesulitan ini sering terjadi pada proses pengidentifikasian jenis biota laut yang ditemukan dalam kondisi tidak utuh, baik karena pembusukan, terpotong-potong, maupun sudah menjadi produk turunan perikanan yang sulit diidentifikasi secara visual,” katanya.

Baca Juga: Shio Tikus 2021, Apakah Cinta, Karier, dan Keuanganmu akan Beruntung?

Menurut dia, kemampuan pengidentifikasian spesies melalui metode DNA Barcoding dan analisis DNA ini menjadi hal yang penting dalam upaya penyelesaian masalah-masalah tersebut. Uji dan Analisis DNA membutuhkan dukungan SDM yang kompeten serta sarana dan prasarana berupa laboratorium yang terstandarisasi.

“Kami sangat mendukung kegiatan pelatihan ini. Kami berharap, melalui kegiatan ini akan terjadi transfer pengetahuan dan pemahaman sehingga dapat menghasilkan SDM yang kompeten dalam Uji dan Analisis DNA khususnya di wilayah Kalimantan Barat,” harapnya.

Hal senada juga diungkapkan Kepala Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Pontianak Miharjo. Menurutnya, perairan Kalimantan Barat kaya akan sumber daya perikanan. Hanya saja, hingga saat ini belum ada data jenis jumlah ikan di Kalimantan Barat.

Baca Juga: Polda Kalbar: 3 Juta Orang Mendapat Teguran Hingga Denda Rp186 Juta

Padahal, kata Miharjo, nilai ekonomi yang dihasilkan dari transaksi perdagangan internasional mencapai ratusan miliar rupiah. Pada Mei 2019 saja, mencapai 144, 8 milyar dengan jumlah 254.700 ekor untuk komoditas ikan hidup dan 262,5 ton produk perikanan segar, basah, dan beku yang diekspor ke sejumlah negara.

 Produk perikanan tersebut dilalulintaskan melalui Pelabuhan Pontianak dan Bandar Udara Supadio Pontianak.

“Salah satunya arwana Super Red, setiap hari ada pengiriman ke luar Kalbar,” katanya.

Menurut Miharjo, selain pengawasan terhadap lalu lintas perdagangan ikan, pihaknya juga melakukan pemantauan terhadap jenis ikan invasif atau infasif alien spesies. Yaitu merupakan spesies asing yang keberadaan dan penyebarannya menyebabkan atau berpotensi menyebabkan kerugian secara lingkungan ekonomi, atau kesehatan manusia.

Halaman:

Editor: M. Reinardo Sinaga


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah