Akses Masuk Ketapang Ditutup Saat Pergantian Tahun, Pengusaha Warkop: Pemasukan Defisit

- 31 Desember 2020, 08:57 WIB
Ketua DPRD Ketapang, M Febriadi
Ketua DPRD Ketapang, M Febriadi /Rossi Yulizar/Warta Pontianak

Sementara itu, Ali Akbar salah satu pemilik usaha warung kopi di Jalan Pawan 1 kota Ketapang mengatakan, sangat keberatan akan penyekatan akses masuk ke kota, karena akan memutus pendapatan di malam tahun baru nanti.

"Saya secara pribadi mendukung pemerintah dalam pencegahan penularan covid, hanya saja untuk penyekatan jalan masuk ke Ketapang saya tidak setuju, karena warung kopi di pusat kota pasti ramai oleh masyarakat kota Ketapang, sementara warung kopi di kawasan pinggiran akan sangat merasakan rugi, karena banyak pelanggan yang biasanya dari arah sebrang tak bisa ke sini," keluhnya.

Ali juga menjelaskan, usaha yang ia jalankan sudah mengalami defisit sejak pandemi covid, yang akan diperparah oleh kebijakan pemerintah dengan melarang warga pinggiran untuk masuk ke kota Ketapang.

Baca Juga: Kapolres: Gereja di Ketapang Sudah Terapkan Protokol Kesehatan

"Kite kan tau, semue usaha ni udah defisit selama pandemi covid, sampai banyak berutang untuk terus menjalankan usaha, nah malam tahun baru inilah kesempatan kami untuk menambah pemasukan, kok malah dihambat oleh pemerintah, sedangkan kami sudah menjalankan jaga jarak dan masker untuk pengunjung, sama saja mematikan usaha kami," kata Ali.

Tak hanya Ali, Agus hariyanto selaku pengusaha warung kopi di Jalan Diponegoro Ketapang juga mengatakan hal yang sama, dimana dirinya merasa keberatan dengan kebijakan pemerintah di malam tahun baru nanti.

"Ya keberatan lah mas, wong kita ini udah susah ngedapetin pelanggan setiap hari, lah ini malah dibatasin, kan makin sepi. Gimana kita mau bertahan kalau begini terus," ujarnya.

Agus berharap, agar pemerintah tak melakukan pembatasan akses masuk ke Kota Ketapang, namun tetap melakukan patroli penegakan protokol kesehatan, dan memberikan sanksi tegas bagi pemilik usaha yang melanggar aturan.

"Saya sangat tidak setuju masalah pembatasan itu, bisa sepi pengunjung. Saya berharap pemerintah tidak melakukan penyekatan itu, kalau patroli penegakan protokol kesehatan saya setuju, bahkan beri saja sanksi tegas kepada pemilik usaha yang tidak menerapkan protokol kesehatan," ungkapnya.

Seperti diketahui, di Kota Ketapang terdapat ratusan cafe dan warung kopi, yang selalu ramai dikunjungi warga setiap saat, yang sebagian besar tidak menerapkan protokol kesehatan bagi para pelanggan.***

Halaman:

Editor: M. Reinardo Sinaga


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x