Baca Juga: Ribuan Kepala Keluarga Terdampak Banjir di Kapuas Hulu
"Pengelola usaha mikro saat ini banyak yang stres akibat PPKM ini karena omset dari mereka berkurang," katanya, Rabu 21 Juli 2021.
Politisi Hanura ini mengatakan, pengusaha usaha mikro yang stres seperti contoh kecil pengusaha warung kopi, penjual makanan dan minuman menjadi terbebani dengan PPKM ini karena mereka kebingungan bagaimana membayar gaji karyawan, sewa kontrakan, listrik dan lainnya sementara tamu dibatasi.
"PPKM itukan membatasi kegiatan masyarakat. Tetapi ada satu hal yang menjadi akibat PPKM itu ialah matinya ekonomi masyarakat inikan berbahaya. Orang sekarang banyak yang stres," ujarnya.
Baca Juga: Semua Masjid di Kapuas Hulu Laksanakan Sholat Idul Adha
Dirinya menyarankan agar PPKM secara nasional itu dievaluasi, sejauh mana efektivitas PPKM itu untuk membatasi penularan pandemi.
"Pandemi itu memang harus dibatasi dengan PPKM. Tapi pelaksanaan PPKM itu tidaklah satlak, tidak seperti yang kita lihat itu begitu keras. Masyarakat itu dilihat seperti pembangkang karena masyarakat itukan cari makan, dan pemerintah tidak mampu memberi makan bagi masyarakatnya," jelasnya.
Lanjut Kasim, sejauh ini juga dirinya juga belum pernah melihat pemerintah pusat memberikan bantuan sembako kepada pengusaha mikro, justru yang membantu itu pemerintah kabupaten.
Sambungnya, pelaku usaha mikro saat ini sudah terbatas penghasilan, mereka penghasilannya sudah tidak ada, kemudian mereka dibebani dengan biaya sewa, gaji karyawan dan lainn-lain.
Baca Juga: Masjid Agung Darunnajah Putussibau Terima Bantuan Sapi Kurban Gubernur Kalbar
Editor: M. Reinardo Sinaga