Network
WARTA PONTIANAK – Wakil BPD Durian Sebatang kecewa terhadap keputusan Polres Kayong Utara yang sempat membuka garis polisi, sehingga alat berat milik PT Surya Cipta Nusa, selaku kontraktor dari PT Mayawana Persada pada 28 agustus 2023, sempat dipindahkan meski dikembalikan di tempat asal lagi,
Polres Kayong Utara berlasan jika alat bukti ini bernilai ekonomis dan membutuhkan penanganan khusus.
"Eksavator sudah berjalan melewati kebun sawit, menuju ke arah rumah oknum Kepala Desa Durian Sebatang guna melanjutkan pengerjaan proyek di tempat lain. Namun yang jadi permasalahan, ada 2 atau 3 orang Polres Kayong Utara yang membuka garis polisi, tanpa sepengetahuan masyarakat. Diduga hanya pihak Polres dan kontraktor yang mengetahuinya,” tutur Wakil Ketua BPD Durian Sebatang, Heri kepada wartawan.
“Padahal, kesepakatan masyarakat adalah, alat bukti itu tidak boleh bergerak sebelum kasusnya tuntas," tambahnya.
Lantas Heri menjelaskan alasan alat bukti tersebut yang dipindahkan.
"Pihak polres mengatakan jika alat ini tidak ada permasalahan dengan kehutanan atau yang lain sebagainya, karena mereka mengelola wilayahnya sendiri. Bahkan Polres Kayong Utara membuat surat berita acara titip barang bukti yang inti berbunyi, barang tersebut ditahan oleh kepolisian dalam bentuk tindakan pidana tindak pencurian. Namun bukan penencurian yang kami fokuskan, tetapi penambangan tanpa izin,” tegasnya.
Baca Juga: Ini Penjelasan Polres Kayong Utara Terkait Alat Bukti Berpindah Tempat
"Informasinya, alat itu dititipkan ke Kepala Desa Durian Sebatang,” katanya.
Heri menyayangkan terhadap Polres Kayong Utara yang telah membuka garis polisi di lokasi alat bukti tersebut. Sebab informasinya jika alat bukti itu dibawa oleh pihak kontraktor.
