Pulihkan Keseimbangan Ekosistem Alam, BKSDA Kalbar Lepasliarkan 5 Binturong di Bukit Oha'k Landak

- 15 September 2023, 15:21 WIB
BKSDA Kalbar lakukan pelepasliaran BInturon di habitat asal
BKSDA Kalbar lakukan pelepasliaran BInturon di habitat asal /BKSDA/

Pelepasliaran Binturong kali ini sebagai salah satu upaya konservasi dalam penyelamatan populasi binturong di Indonesia pada umunya.

Dipilihnya bukit Oha’k sebagai lokasi pelepasliaran Binturong adalah sesuai dengan kesesuaian habitat yang sebelumnya telah dilakukan survey kesesuaian habitat oleh tim BKSDA Kalbar, serta keinginan masyarakat desa Rees yang menetapkan bukit Oha’k sebagai kawasan lindung masyarakat setempat.

“Kami warga desa Rees telah bersepakat menetapkan seluruh wilayah bukit Oha’k sebagai hutan adat kami yang akan kami jaga baik tumbuhan, satwa maupun alamnya dengan tidak merusak dan memburu satwa yang ada di dalamnya. Jika ada yang melanggar kami akan kenakan sangksi adat dan sangsi hukum yang berlaku dan kami tuangkan dalam peraturan yang mengikat antara perangkat adat dan masyarakat melalui Perdes,” kata Kepala Desa Rees, Asdanus.

Baca Juga: Warga Vietnam Tertangkap di Peraian Pontianak Saat Selundupkan Satwa Liar, Ini Jumlahnya

Hal ini juga dikuatkan dengan apa yang disampaikan Ketua Dewan Adat Dayak Kecamatan Menjalin, Thomas Apon.

“Kami sudah berkomitmen untuk menjaga tiga bukit yang ada di wilayah kami, yaitu bukit Oha’k, bukit Sepatun dan bukit Sempuro menjadi areal pelaksanaan kearifan lokal masyarakat adat dayak. Selain itu kami juga sudah membuat buku panduan adat yang akan diberlakukan terhadap bukit ini,” tuturnya.

Kepala BKSDA Kalimantan Barat, RM Wiwied Widodo, dalam sambutannya memberikan apresiasi dan terima kasih kepada masyarakat Rees dan seluruh pihak dalam menyelamatkan keanekaragaman hayati yang menjadi kekayaan alam Kalimantan Barat.

Baca Juga: Tingkatkan Kemampuan Deteksi Narkotika, Unit Satwa Dit Samapta Polda Kalbar Gelar Latihan Rutin

“Kedepan kami akan menindaklanjuti kegiatan-kegiatan lain yang mendukung upaya konservasi, salah satunya dengan peningkatan SDM bagi pengelolaan kawasan ini, seperti konsep Desa Ramah Satwa. Kami bersyukur sudah dapat tambahan kawan dan tambahan rumah untuk satwa liar hidup di alam,” katanya.

Ketua Dewan Adat Dayak Kabupaten Landak, Heri Saman, SH, MH yang turut hadir dalam rangkaian acara ini menyampaikan harapan kepada masyarakat untuk menjaga dan melestarikan hutan ini agar tetap lestari sehingga mampu menjadi warisan bagi generasi mendatang.

Halaman:

Editor: Yuniardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x