Viral di Media Sosial Warga Tidak Puas Pelayanan Puskesmas Sungai Pinyuh, Begini Penjelasan Kedua Pihak

- 19 Maret 2024, 13:31 WIB
Yusuf, Warga Peniraman
Yusuf, Warga Peniraman /HMS/

WARTA PONTIANAK – Beredar kabar ketidakpuasan salah seorang warga Desa Peniraman, Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah, terkait pelayanan seorang Dokter di Puskesmas Sungai Pinyuh, melalui akun media sosial di laman grup Facebook Pinyuh Informasi.

Pemilik akun Nazwatun Binti Yusuf Ma'sum  menjadi viral lantaran dirinya mengaku tidak mendapatkan pelayanan dengan baik bersama kedua anak dan istrinya di Puskesmas Sungai Pinyuh Senin 18 Maret 2024 Sore.

Dalam curhatanya di media sosial akun tersebut menuliskan.                     

Cerita...

Sore ini, sye pergi berobat ke puskemas sui pinyuh, 

Dokter nya sye panggil, tdk ada,

Stelah sye cari ke smua ruangan, lagi bercanda Ria di ruangan apotik, tdk satupun yg merawat pasiennya,

Jdi sye di tolak, krna bukan pasien IGD, di anjurkan besok pgi,

Yg mnemuinya Dokter perempuan, orgnya judes, tdk ramah melayani pasien..

Dg hati kecewa dn membawa kesan tdk baik sye pulang dg meniteskan air mata,

Beginilah nasip klo BPJS yg menjdi jaminan kesehatan

Lain Hal nya klo udh duit berbicara.

Saat ditemui awak media di kediamanya, di RT 02 RW 01 Desa Peniraman, Yusuf menceritakan awal dari terjadinya kesalahpahaman tersebut.

"Saat itu saya datang bersama anak dan istri saya ke Puskesmas Sungai Pinyuh, pada sore hari. sesampainya di sana, saya langsung mencari perawat maupun petugas di ruang UGD, namun saya tidak ketemu, lalu saya mencarinya ke ruangan Apotik," jelasnya.

Kemudian dirinya menuju ke ruangan Apotik. Di tempat ini, dirinya bertemu dengan perawat dan ada yang mengaku Dokter lagi bersenda gurau menjelang berbuka puasa.

“Saya minta untuk memeriksa kesehatan kami semua, lalu Dokter mengatakan besok pagi saja pak karena bapak bukan termasuk pasien yang darurat," katanya menirukan suara dokter.

Mendengar jawaban dari sang dokter, dirinya kemudian menjawab jika bukan dirinya yang akan berobat.

"Bukan saya bu, tetapi anak saya yang mau berobat. Kalau saya tidak masalah tapi anak saya yang penting,” tuturnya.

Baca Juga: 248 Pasien Dievakuasi akibat RSUD di Sumedang Rusak Parah Akibat Gempa

Kemudian sang Dokter meminta keterangan dan dirinya menjelaskan keadaan anaknya.

“Panasnya dari tadi malam, cek saja, ibu kan tenaga medis," kata Yusuf.

"Namun dokter tersebut mengatakan jika dirinya bertanggung jawab di Puskesmas ini. Namun jawaban bu dokter dengan tinggi. Saya pun jadi ikut ikutan bernada tinggi. Apalagi saya hanya masyarakat kecil," ungkap Yusuf.

Setelah anak Yusuf diperiksa dan diracikan obat, Yusuf kemudian mau membayar harga obat Rp10 ribu. Lantaran dirinya membawa uang pecahan seratus ribu, Yusuf diminta mencari uang kecil untuk.

"Inilah yang membuat saya meneteskan air mata. Pasalnya, uang sepuluh ribu rupiah masih diperhitungkan pihak Puskesmas. Cobalah pihak mereka yang cari, karena saya semua dalam keadaan sakit. Dan karena sudah terlanjur kesal, akhirnya saya tidak tebus obat itu dan langsung saya pergi bersama anak istri saya untuk berobat ke tempat lain dan saya membayar obat dengan harga Rp90 ribu," jelasnya.

"Saya berharap kepada pihak Puskesmas, agar pelayananya kedepan lebih baik lagi, dan bicaranya tidak kasar, itu sudah cukup untuk mengobati rasa sakit kami sebagai pasien," harapnya.

Baca Juga: KPU Singkawang Sosialisasi Pemilu Untuk Pasien dan Pegawai RSJ Provinsi Kalimantan Barat

Sementara itu saat ditemui di ruangan kerjanya di Puskesmas Sungai Pinyuh, Selasa 19 Maret 2024, dr Septy menjelaskan kronologinya.

Awalnya mereka datang ke UGD berempat bersama anak dan istrinya. Kemudian dirinya menghampiri di depan loket, dan mereka mengatakan mau berobat.

“Lalu saya jelaskan, kalau untuk periksa dan berobat pelayanan poly umum sudah tutup, karena mereka datang sudah sore sekitar pukul setengah enam, jadi saya sarankan untuk datang besok pagi saja ke poly umum,” ungkapnya.

Namun untuk pelayanan UGD tetap buka 24 jam, hanya saja pelayanan UGD untuk melayani pasien darurat seperti kecelakaan, kejang dan persalinan dan ini pasti akan dilayani oleh pihak Puskesmas.

"Oh tidak, Anak saya yang mau berobat,” kata dokter menirukan ucapan Yusuf.

"Lalu saya tanyakan untuk anak bapak keluhanya apa, baru saya tanya begitu, bapak itu langsung menjawab dengan nada suara yang tinggi. Kemudian dia mengatakan jika saya adalah dokter. Makanya saya tanya keluhan anak bapak ini sakit nya apa, sekali lagi dia mengatakan Ibu kan dokter dengan nada yang lebih tinggi," terangnya.

Tak kuasa berdebat, dirinya langsung menangani kedua anaknya.

Baca Juga: Kasus DBD di Sanggau Mengalami Peningkatan, 5 Meninggal dari 86 Pasien

“Saya lakukan cek anaknya yang satu namanya Nazwa dan adiknya Noval Ramadhan. Kita pindahkan dan baringkan di bad pasien. Saat diperiksa suhu badan kedua anak tersebut tempraturnya berkisar diantara 37,5 hampir mau ke 38. Kemudian saya periksa lagi karena keluhanya ada batuk saya periksa parunya menggunakan stetoskop suara parunya masih bersih, kemudian saya suruh timbang,” jelasnya.

Jika bapak itu bilang dirinya tidak ada menangani anaknya, dari mana dirinya bisa mengetahui berat badan anaknya 12 kilogram, sedangkan anaknya yang kecil belum pernah berobat sama sekali di Puskesmas Sungai Pinyuh, kemudian berat badan kakaknya 22 Kg.

“Keduanya sudah saya periksa,” tegasnya.

Setelah melakukan pengecekan, kemudian dirinya memberikan obat paracetamol yang sudah mencakup untuk demam batuk dan pilek sekalian vitaminya.

“Jadi saya puyerkan, langsung bapaknya mengatakan anak saya tak bisa minum obat puyer bu, saya jawab kita cuma ada obat puyer pak nggak ada dalam bentuk sirupnya. Jika bapak mau, saya bisa resepkan nanti obatnya bapak cari diluar pakai yang sirup. Setelah kita resepkan dan bikin racikan obat puyernya, saya pun langsung menangani pasien yang lain,” tuturnya.

Baca Juga: Bertambah 26 Pasien, ODGJ di Sanggau Tahun 2023 Total 623 Orang

Sementara terkait harga obat Rp10 ribu, pihaknya tidak ada untuk melakukan penahanan obat. Namun perawat disini menyuruh untuk dibawa duluan.

“Jika ada silahkan bayar, jika tidak pun tak apa apa, karena kita disini memang menerapkan untuk pasien kesehatan luar ada sebanyak tiga kali pengobatan secara gratis," tutupnya. ***

Editor: Yuniardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x