Diskriminasi Gender di Era Kolonial, Kohati Kom FEBI Pentaskan Drama Kartini

- 3 Juni 2024, 21:11 WIB
Pementasan Drama Kartini oleh Kohati Kom. FEBI
Pementasan Drama Kartini oleh Kohati Kom. FEBI /Rifqi/

WARTA PONTIANAK – Tampilkan drama teatrikal Kartini, Kohati komisariat Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI) IAIN Pontianak, berhasil menyampaikan pesan penting tentang kesetaraan serta adanya ruang pembelajaran tanpa adanya diskriminasi gender.

Drama tersebut merupakan satu dari banyak rangkaian penampilan dari kegiatan Pentas seni perempuan (Pensiper) dengan tajuk Berani dan digdaya bersama wanita (Berdaya) pada Minggu 2 Juni 2024, tepatnya di Aula Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS).

Ketua Kohati Komisariat FEBI, Runy menuturkan, drama tersebut menyiratkan tentang betapa sulitnya perempuan pada masa itu untuk menempuh pendidikan disebabkan oleh masivenya diskriminasi.

"Drama tersebut tersirat mengenai bagaimana perempuan yang di larang untuk menempuh jenjang sekolah lebih tinggi perempuan yang tidak diberi kebebasan dalam menggapai cita citanya. Dari kisah kartini kita bisa melihat bagaimana semangat dan tekad Kartini dalam memperjuangkan hak wanita untuk mendapatkan apa yang seharusnya dia dan kaum nya dapatkan," jelas Runy.

Bima, salah seorang dari sekian banyak penikmat seni yang hadir  menyatakan, dirinya terharu saat menyaksikan drama tersebut sebab ia seakan-akan dapat merasakan diskriminasi yang menimpa seorang kartini ketika hendak menempuh pendidikan.

"Tanpa sadar saya meneteskan air mata saat menyaksikan pementasan Kartini tersebut, saya larut dalam suasana seakan turut merasakan diskriminasi yang dirasakan oleh kartini dan kaum perempuan yang hendak menempuh pendidikan tinggi namun terhalang oleh stigma masyarakat pada era kolonial," ungkap Bima.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Pisces Rabu 8 Maret 2023, Jangan Terganggu Drama yang Dibikin Orang Lain

Pesan penting dalam pementasan Kartini tersebut adalah Patriarki di era colonial, merupakan sejarah kelam bangsa yang sudah selayaknya tidak terjadi kembali dimasa mendatang, tanpa ada diskriminasi gender semuanya baik perempuan ataupun laki-laki memiliki sama-sama memiliki kesempatan untuk mendapatkan akses pendidikan yang layak. ***

Editor: Yuniardi

Sumber: Rifqi Al Furqon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah