Gempar, Perbatasan Negara Sarawak Kalimantan Akan Dibangun Tembok Batas

27 Januari 2021, 15:05 WIB
Ilustrasi: Malaysia akan bangun tembok perbatasan negara di Pulau Kalimantan /WikiImages/ Pixabay/Pixabay

WARTA PONTIANAK – Diduga banyaknya imigran yang masuk ke Malaysia di wilayah perbatasan negara, khususnya di Pulau Kalimantan secara ilegal, membuat Pemerintah Kerajaan Malaysia akan mendirikan tembok pembatas negara, di sepanjang perbatasan negara, antara Malaysia dan Indonesia.

Pernyataan kontroversial ini diungkap Wakil Kepala Menteri II Sarawak, Tan Sri Datuk Amar Dr. James Jemut lantaran untuk menghalangi masuknya imigran gelap.

“Hal ini akan efektif untuk mengurangi jumlah imigran gelap yang masuk ke Malaysia lewat negara-negara bagian,” ungkap Dr. James Jemut seperti diberitakan Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul "Malaysia Buat Geger, Ingin Bangun Tembok Perbatasan di Indonesia demi Halangi Imigran Gelap Masuk", Rabu 27 Januari 2021.

Baca Juga: BP2MI Pontianak: 6 Calon PMI yang Diamankan di Perbatasan Negara Merupakan Korban Sindikat Perdagangan Orang

Makanya, Dr James menginginkan agar tembok dan pagar dibangun di lokasi yang strategis di sepanjang perbatasan Sarawak-Kalimantan.

Bahkan, Dr James juga menyarankan agar dibangun jalan raya sepanjang 1.032 km di sepanjang perbatasan, mulai dari kompleks Bea Cukai, Imigrasi, Karantina, dan Keamanan (CIQS) Biawak dekat Kalimantan.

Menurutnya, pembangunan tembok dan pagar di sepanjang perbatasan negara, Sarawak membutuhkan bantuan Putrajaya (pemerintah federal).

Baca Juga: Masuk Malaysia Melalui Jalur Tikus, 6 Calon PMI Asal Lombok Diamankan di Perbatasan Negara

“Bagaimanapun, kami tidak hanya melindungi wilayah Sarawak tetapi juga negara," kata Dr James Jemut dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Bernama.

Kebijakan kontroversial ini digagas Dr James ketika melakukan kunjungan ke daerah perbatasan negara di wilayah Sarawak yang berbatasan langsung dengan Kalimantan (Indonesia).

Di ujung selatan Sarawak, Dr James bisa melihat sebuah desa dengan jalan yang dibangun oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Baca Juga: Militer India dan China Kembali Bentrok di Perbatasan Sikkim

Tetapi ia juga melihat ada banyak 'jalan tikus' yang digunakan para imigran gelap untuk bisa menyeberang ke Malaysia.

“Tidak kurang dari 70 jalan setapak dari Telok Melano hingga Lawas. Dan ini tantangan nyata bagi kita untuk menutup perbatasan dengan Kalimantan (di Indonesia),” tegasnya.

Kebijakan dari Dr James tersebut ternyata malah mendapat kecaman dari negaranya sendiri.

Baca Juga: Hilang di Hutan Perbatasan Negara Sejak Sepekan, Akhirnya Empati Ditemukan Dalam Kondisi Sehat

Dalam satu kesempatan yang sama, Anggota Parlemen Bandar Kuching yang juga oposisi Sarawak, Dr Kelvin Yii Lee Wuen menyatakan bahwa rencana dari Dr James tersebut keterlaluan.

Hal tersebut karena miliaran dana publik akan dihabiskan untuk rencana yang belum terbukti.

“Sebelum Dr James membuat saran yang “keterlaluan” dan akan menghabiskan miliaran dana publik, mungkin dia harus lebih memahami situasi nyata di lapangan,” ujar Dr Kelvin.

Baca Juga: Hilang di Hutan Perbatasan Negara Sejak Sepekan, Akhirnya Empati Ditemukan Dalam Kondisi Sehat

Kelvin kemudian memberikan alternatif pembangunan tembok, termasuk menangani kebutuhan mendesak akan pos jaga tambahan dan mengintegrasikannya dengan teknologi modern.

“Langkah terpenting untuk mengekang imigrasi ilegal adalah pemerintah harus menangani korupsi di antara otoritas imigrasi dan menegakkan integritas tertinggi di antara petugas,” tutupnya.  ***

Editor: Yuniardi

Sumber: Pikiran Rakyat Bernama

Tags

Terkini

Terpopuler