Dikasih Beras Berkutu, Difabel jadi korban Mantan Mensos Juliari P. Batubara

- 11 Februari 2021, 11:14 WIB
ILUSTRASI kutu
ILUSTRASI kutu /Pixabay

WARTA PONTIANAK - Kasus korupsi bantuan sosial (bansos) yang menjerat mantan Menteri Sosial Juliari P Batubara membuat banyak orang geram, apalagi bantuan sosial itu untuk membantu warga disaat pandemi Covid-19.

Aksi licik yang dilakukan oleh politis PDIP ini berhasil merenggut uang negara kurang lebih sebesar Rp210 miliar yang seharusnya menjadi hak rakyat.

Baca Juga: KPK Dalami Dugaan Tersangka Baru Korupsi Bansos

Sebagaimana diketahui jika Juliari P. Batubara memangkas fee bansos Covid-19 sebesar Rp10.000 per paket bantuan sembako.

Selain mantan mensos, kasus korupsi dana bansos juga menyeret sejumlah nama di antaranya PPK Kemensos, Matheus Joko Santoso (MJS) dan Adi Wahyono (AW), serta Ardian IM (AIM) dan Harry Sidabuke (HS) dari pihak swasta.

Hingga saat ini KPK masih memanggil sejumlah saksi yang terkait dengan kasus korupsi dana bansos tersebut.

Masyarakat yang menjadi korban korupsi dana bansos ini pun berasal dari berbagai kalangan.

Penyandang disabilitas menjadi salah satu korban dari pemangkasan bansos yang dilakukan Juliari P. Batubara dengan komplotannya itu.

Muharyati, Ketua Himpunan Wanita Penyandang Disabilitas Indonesia mengungkap kemerosotan bansos sembako yang diterimanya kepada Najwa Shihab.

Baca Juga: KPK Eksekusi Anas Urbaningrum ke Lapas Sukamiskin

Ia menyatakan jika kelompok penyandang disabilitas tidak mendapat bansos sesuai yang mereka ajukan.

“Masing-masing OPD (organisasi penyandang disabilitas) kita mengajukan untuk bantuan sosial tersebut, tetapi yang didapat tidak sesuai dengan yang kita ajukan,” ujar Murhayati sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari kanal YouTube Najwa Shihab.

“Dan juga kualitas dan isi bantuan tersebut, untuk pertama kali mendapatkan di bulan April kita menerima bantuan yang masih sangat komplit,” katanya menambahkan.

Pada bulan pertama, seperti diberitakan Pikiran Rakyat berjudul "Bansos Dipangkas Juliari P. Batubara, Difabel Jadi Korban: Dikasih Beras Berkutu" Murhayati dan teman-teman penyandang disabilitas masih mendapat paket sembako yang lengkap dan berkualitas bagus.

Tepat di bulan kedua dan seterusnya, paket sembako yang diterima para penyandang disabilitas sudah mulai berkurang banyak, dengan kualitas yang juga semakin menurun.

Baca Juga: Ini Alasan KPK Lakukan Rekonstruksi Korupsi Bansos

“Ada beras sebanyak 10 kilogram, kemudian minyak goreng 1 kilogram, mie instan 5 buah, susu UHT cair ada 5, sarden berisi 4 buah, ada gula, ada sabun,” kata Murhayati.

“Lumayan lengkap untuk pertama, sampai bulan kedua masih lengkap, tapi susunya sudah berubah, gulanya sudah menghilang, sardennya sudah berubah merek, minyak goreng juga sudah berubah merek. Telur juga sudah tidak ada,” ujarnya menambahkan.

Lebih miris lagi ketika dia dan para penyandang disabilitas lain mendapatkan sembako yang tidak layak dikonsumsi.

“Pada bantuan yang ketiga sudah banyak perubahan, sudah banyak kemerosotan terutama mie instan sudah mulai berubah merek, merek sardennya sudah tidak ada di pasaran. Dikasih beras berkutu, sudah ada yang menjadi tepung. Sardennya sudah berbau amis yang menyengat, sehingga sudah tidak layak dikonsumsi,” ujarnya.

Baca Juga: Geledah Rumah Andreau Misanta, KPK Temukan Dokumen Izin Ekspor Benur

Murhayati mengaku sangat miris melihat kelakuan para pejabat negara yang tega memangkas hak para rakyat, apalagi kepada disabilitas.***(Nopsi Marga/Pikiran Rakyat)

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah