Ini Pesan Serda Diyut Subandriyo ke Ibunda dan Istri Sebelum Berlayar dengan KRI Nanggala-402

- 28 April 2021, 08:20 WIB
Pecahan Kapal Selam KRI Nanggala-402
Pecahan Kapal Selam KRI Nanggala-402 /Dicky S/Instagram/@mbahmijan

WARTA PONTIANAK - Serda Diyut Subandriyo menjadi satu dari 53 awak KRI Nanggala-402, kapal selam milik TNI Angkatan Laut yang hilang kontak saat latihan penembakan di Perairan Bali pada 21 April 2021 dan kemudian dinyatakan tenggelam.

Baca Juga: Penghina Keluarga Besar Awak Kapal Selam KRI Nanggala 402 Ditetapkan Tersangka

"Kalau seandainya ada apa-apa, nanti jasadnya ingin dibawa ke pangkuan ibunda," ujar Sartiningsih, Ibunda Serda Diyut, menirukan ungkapan putra-nya tersebut saat sungkem dan meminta doa restu demi kelancaran tugas pada hari Minggu 18 April lalu.

Sartiningsih menggambarkan sosok putra kelimanya tersebut merupakan pribadi yang baik, sopan, dan penyayang keluarga.

Diceritakannya, sebelum berlayar, Serda Diyut Subandriyo selalu mencium tangan dan sungkem untuk memohon doa restu kepada ibunda-nya agar tugasnya diberi kelancaran.

"Waktu ke sini terakhir itu Minggu kemarin. Ia cuma bilang sama ibu mau pamit latihan. Dia bilang kalau seandainya ada apa-apa, nanti jasadnya ingin di pangkuan ibunda. Setiap kali mau latihan, dia bilang begitu," ungkap dia.

Baca Juga: Usulan Patungan Beli Kapal Selam dari Abdul Somad Didukung Fraksi PKS DPR RI

Sartiningsih menyatakan tidak ada firasat apa pun ketika anaknya hendak menjalankan tugas negara. Bahkan peristiwa hilang dan tenggelamnya kapal selam yang menimpa putra-nya itu diketahuinya dari media elektronik.

Saat tidur, usai mengetahui kapal selam yang digunakan anaknya hilang kontak dan tenggelam, ia bermimpi bahwa anaknya pulang dengan mengenakan celana doreng (loreng) seragam TNI dan kaos putih. Kini ia pasrah dan berdoa, berharap anaknya dan awak kapal lainnya dapat ditemukan.

Helen, istri Serda Diyut juga menyampaikan ungkapan terakhir suaminya kepadanya saat ia mengantarkan ke Terminal Madiun untuk bertolak ke Surabaya guna kembali berlayar pada Minggu, 18 April lalu.

Baca Juga: UAS Ajak Masyarakat Indonesia Patungan Beli Kapal Selam

Sebelum berangkat naik bus, Serda Diyut sempat menyampaikan firasat tidak enak dalam tugasnya berlayarnya kali ini.

Namun, sebagai istri, Helen menguatkan suami agar tetap menjalankan tugas yang telah diberikan satuan dengan baik.

"Kemarin waktu mau layar itu cuma bilang, minta doanya, ya, Nda (Bunda). Dan itu diucapkan berkali-kali oleh Pak Diyut sebelum berangkat naik bus ke Surabaya," tutur Helen.

Menurut Helen, ungkapan tersebut tidak biasanya dikatakan oleh suaminya saat hendak tugas berlayar.

Baca Juga: Berikiut 7 Deretan Kecelakaan Kapal Selam di Dunia pada Tahun 2000 hingga 2021

Kepala MI Darul Ulum Kota Madiun itu mengatakan kontak terakhir dengan suaminya dilakukan pada hari Selasa (20/4) malam sekitar pukul 22.00 WIB melalui pesan WA. Setelahnya ia tidak dapat menghubungi Diyut hingga mendapat kabar bahwa Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang membawa suaminya dan 52 awak lainnya dinyatakan hilang dan tenggelam.

Serda Diyut Subandriyo merupakan putra kelahiran Madiun pada tanggal 30 September 1984. Ia adalah anak kelima dari enam bersaudara.

Yang bersangkutan merupakan alumni SMP Negeri 7 Kota Madiun. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMK YP 17-1 Madiun dan setelah tamat mendaftarkan diri sebagai prajurit TNI Angkatan Laut.

Baca Juga: KRI Nanggala 402 Hilang Kontak, Polri Kerahkan 4 Kapal Bantu dan Drone untuk Dukung Pencarian

Ia kemudian menikahi Helen pada tahun 2009 dan dikaruniai dua anak. Pertama perempuan berusia 11 tahun dan anak kedua, laki-laki berusia 5 tahun.***

Editor: Faisal Rizal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x