Gus Miftah Pertanyakan Agama Rendang, Ustaz Adi Hidayat: Kurang Kerjaan

- 20 Juni 2022, 15:56 WIB
USTADZ Adi Hidayat
USTADZ Adi Hidayat /Tangkap layar YouTube.com/ SIF-Islam.

WARTA PONTIANAK - Viral rendang babi yang jadi perbincangan karena menentang adat Minang mendapatkan komentar dari Gus Miftah baru-baru ini.

Dalam video yang beredar, Gus Miftah menuturkan pertanyaan kapan makanan rendang memiliki agama.

“Eh ngomong-ngomong, sejak kapan ya rendang punya agama?” tutur Gus Miftah.

Baca Juga: Rusia Potong Pasokan Gas, Jerman akan Beralih ke Batu Bara, Habeck : Putin Memecah Belah Kami

Menjawab pertanyaan tersebut, Ustaz Adi Hidayat (UAH) memberikan jawaban yang cerdass.

“Sejak kapan rendang punya agama? maka dijawab, sejak batik, calung, angklung punya kewarganegaraan,” kata UAH dalam sebuah kajian di Masjid Al-Ihsan Bekasi, yang video ceramahnya dikutip Suara Islam, Minggu 19 Juni 2022.

UAH mengatakan bahwa seandainya batik telah menjadi budaya Indonesia dan diklaim oleh negara lain, pastinya masyarakat Tanah Air dengan tegas menolak.

“Kalau batik diklaim sama Malaysia mau tidak? tidak, orang Indonesia akan mengatakan batik itu budaya Indonesia, dan itu sudah melekat. Calung, angklung juga budaya Indonesia, sudah melekat ke-Indonesiaannya, maka itu tidak ingin diklaim negara lain,” jelasnya.

Baca Juga: Amanda Manopo dan Arya Saloka Disebut Warganet Saling Sindir di Instagram, Mungkin Ini Penyebabnya

“Pertanyaannya, sejak kapan batik punya kewarganegaraan? kan sama saja, artinya itu pertanyaan yang tidak berfaedah,” tambah UAH.

“Kenapa, karena itu sudah menjadi bagian budaya yang melekat, dalam kaidah usul fiqih kalau sudah melekat, dikenal dengan baik maka jadi hukum, kalau sudah jadi hukum maka dikenal oleh masyarakat, kalau berbeda dengan itu rasanya akan ada sesuatu yang menyimpang,” jelas UAH.

Menurutnya, rendang adalah produk masyarakat Minag yang dikenal sangat lekat dengan ajaran agama Islam.

“Rendang itu produk masyarakat Minang, budaya Minang falsafahnya berbunyi adat bersendi syarak, syarak bersendi Kitabullah, karena itu yang keluar dari masyarakat minang lekat dengan syariat, walaupun produk makanan,” tuturnya.

Baca Juga: Ditengah Wabah Covid-19, Korea Utara Laporkan Sebanyak 18.820 Kasus Demam

“Jadi jangan ditanyakan tentang agamanya, kalau bertanya agama pada makanan itu pertanyaan kurang kerjaan,” tandasnya.***

Editor: Faisal Rizal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x