WARTA PONTIANAK – Umar bin Khattab lahir di Mekkah pada tahun 583 M, dibesarkan dalam keluarga terpandang Bani Adi dari suku Quraisy.
Sejak muda, ia dikenal cerdas, berwibawa, dan memiliki suara lantang yang mencerminkan keberanian dan ketegasannya.
Awalnya, Umar menentang Islam dengan keras. Ia bahkan berniat membunuh Nabi Muhammad SAW, terdorong oleh rasa loyalitas terhadap tradisi dan ketakutannya terhadap perubahan.
Pertobatan Dramatis dan Pengabdian pada Islam
Pada tahun 616 M, terjadi peristiwa yang mengubah jalan hidup Umar. Saat hendak membunuh Nabi Muhammad SAW, ia dicegat oleh seorang sahabat yang kemudian membacakan ayat Al-Quran untuknya.
Kata-kata suci itu menyentuh hati Umar dan membuatnya merenungkan kebenaran Islam. Seketika, ia bertobat dan menyatakan diri memeluk Islam. Pertobatannya yang tulus dan penuh semangat menjadi titik balik penting bagi umat Islam yang saat itu masih tertindas.
Peran Penting dalam Dakwah dan Hijrah
Umar bin Khattab menjadi pembela tangguh bagi umat Islam. Ia menunjukkan keberaniannya dengan terang-terangan beribadah di Ka'bah, menantang tradisi lama Mekkah.
Keberaniannya yang teguh dan ketegasannya dalam berdakwah earned him the nickname "Al-Faruq," yang berarti "pembeda" antara kebenaran dan kebatilan.
Saat hijrah ke Madinah pada tahun 622 M, Umar menunjukkan loyalitasnya dengan berjalan tegap di samping Nabi Muhammad SAW, menantang bahaya dan menunjukkan kekuatan Islam.
Baca Juga: Khalid Bin Walid: Kisah Hidup Sang Pedang Allah
Kecerdasan, Ketegasan, dan Keadilan sebagai Khalifah
Setelah wafatnya Khalifah Abu Bakar pada tahun 634 M, Umar bin Khattab diangkat menjadi khalifah kedua.
Kepemimpinannya yang cerdas, tegas, dan adil mengantarkan era kejayaan bagi umat Islam. Ia memperluas wilayah Islam dengan penaklukan Persia, Mesir, dan sebagian besar Jazirah Arab.
Di bawah kepemimpinannya, stabilitas politik dan ekonomi terjaga, rakyat merasakan keadilan dan kesejahteraan.
Prestasi dan Kebijakan yang Berpengaruh
Umar bin Khattab dikenal dengan berbagai kebijakan inovatif yang berdampak besar bagi umat Islam. Di antaranya:
Baca Juga: Pengurus DPC PWRI Kayong Utara Dikukuhkan, Dihadiri Forkopimda dan Tokoh Masyarakat
- Pembukuan Al-Quran
Untuk menjaga standarisasi teks Al-Quran, Umar membentuk komite untuk mengumpulkan dan menetapkan bacaan yang valid. Ini menjadi langkah penting dalam menjaga kesucian Al-Quran dan mempermudah penyebarannya.
- Pembagian Divisi Militer
Ia membagi pasukan menjadi divisi-divisi seperti infanteri, kavaleri, dan angkatan laut untuk meningkatkan organisasi dan efisiensi militer. Hal ini terbukti efektif dalam memperkuat pertahanan dan memperluas wilayah Islam.
- Pembangunan Infrastruktur
Ia membangun infrastruktur penting seperti jalan raya, saluran irigasi, dan sistem pos untuk meningkatkan konektivitas, perdagangan, dan kesejahteraan rakyat.
Baca Juga: Kisah Hidup Tokoh Revolusioner Indonesia, Tan Malaka
Birokrasi dan Keuangan: Ia menetapkan sistem administrasi dan keuangan yang lebih teratur dan transparan untuk memastikan pengelolaan sumber daya yang adil dan efisien.
- Jaminan Sosial
Ia memberikan tunjangan bagi kaum miskin, yatim piatu, dan janda untuk mewujudkan keadilan sosial dan membantu kelompok yang rentan. ***