WARTA PONTIANAK – Cut Nyak Dien lahir di Lampadang, Aceh Besar, pada tahun 1848. Ia berasal dari keluarga bangsawan Aceh yang taat agama.
Ayahnya, Teuku Nanta Setia, merupakan seorang uleebalang (pemimpin daerah) VI Mukim yang dikenal bijaksana dan adil.
Cut Nyak Dien memiliki seorang saudara kandung bernama Teuku Rayeut. Sejak kecil, Cut Nyak Dien sudah menunjukkan kecerdasan, keberanian, dan jiwa kepemimpinannya.
Ia gemar bermain perang-perangan dengan teman-temannya dan selalu menunjukkan kemampuannya dalam memimpin.
Cut Nyak Dien juga dididik dengan nilai-nilai agama yang kuat, yang membuatnya menjadi pribadi yang religius dan taat kepada Allah SWT.
Pernikahan dan Perjuangan Melawan Belanda
Pada tahun 1863, saat berusia 12 tahun, Cut Nyak Dien dinikahkan dengan Teuku Ibrahim Lamnga, seorang uleebalang muda yang gagah berani dan merupakan salah satu pemimpin perlawanan rakyat Aceh melawan Belanda.
Cut Nyak Dien selalu setia mendampingi suaminya dalam perjuangan melawan Belanda. Ia membantu Teuku Ibrahim Lamnga dalam mengatur strategi, memobilisasi pasukan, dan menyemangati rakyat Aceh untuk melawan penjajah.
Cut Nyak Dien juga dikenal sebagai ahli strategi dan motivator yang handal. Ia mampu membangkitkan semangat juang rakyat Aceh dengan kata-katanya yang penuh semangat dan patriotisme.