Kisah Hidup H. Agus Salim, Sang Diplomat Ulung dan Pejuang Kemerdekaan

- 17 Februari 2024, 21:30 WIB
Ilustrasi Pahlawan Nasional H. Agus Salim / Dul/ wartapontianak.pikiran-rakyat.com
Ilustrasi Pahlawan Nasional H. Agus Salim / Dul/ wartapontianak.pikiran-rakyat.com /

WARTA PONTIANAK – H. Agus Salim, lahir di Koto Gadang, Bukittinggi, pada tanggal 8 Oktober 1884 dengan nama Masyhudul Haq, yang berarti "pembela kebenaran".

Ayahnya, Sultan Moehammad Salim, adalah seorang jaksa ternama di Hindia Belanda yang dikenal dengan integritasnya.

Sejak kecil, Agus Salim sudah menunjukkan kecerdasan dan kegemaran belajar. Ia mengenyam pendidikan di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) dengan prestasi gemilang, bahkan ia mampu menyelesaikan pendidikannya dalam waktu 5 tahun instead of 7 tahun.

Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya di Europeesche Lagere School (ELS) dan Hogere Burgerschool (HBS) dan lulus dengan nilai yang sangat memuaskan. Kemampuannya dalam menguasai bahasa asing sangatlah luar biasa.

Ia menguasai 7 bahasa asing, yaitu Belanda, Inggris, Arab, Turki, Perancis, Jepang, dan Jerman. Kemampuannya ini menjadi bekal penting dalam karirnya di masa depan.

Karir dan Perjuangan Politik

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Agus Salim memulai karirnya sebagai jurnalis di surat kabar "De Express" dan "Het Bataviaasch Nieuwsblad". Ia dikenal sebagai jurnalis yang kritis dan berani dalam menyuarakan kebenaran.

Pada tahun 1915, ia bergabung dengan Sarekat Islam (SI), organisasi pergerakan nasional yang terbesar pada saat itu. Di SI, ia menunjukkan kemampuannya sebagai orator dan pemimpin yang ulung.

Ia terpilih sebagai ketua cabang SI di Surabaya dan kemudian menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat) pada tahun 1921. Di Volksraad, ia lantang menyuarakan aspirasi rakyat dan menentang kebijakan kolonial Belanda.

Halaman:

Editor: Yuniardi

Sumber: Rifqi Al Furqon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x