Pangan Lokal Harus Jadi Prioritas di Masa Pandemi Covid-19

- 14 November 2020, 20:13 WIB
Jenis Pangan Lokal
Jenis Pangan Lokal /Istimewa/Warta Pontianak

WARTA PONTIANAK – Sejumlah pengamat yang mewakili pemerintah dan lembaga swasta dalam acara virtual, yakni diskusi daring kelima tentang menjaga ketahanan pangan di masa pandemi COVID-19 menyampaikan, terganggunya sistem logistik dan rantai pasok pangan adalah salah satu dampak nyata dari pandemi COVID-19 yang masih terus berlangsung sampai saat ini.

Kerentanan sistem pangan ini dapat diantisipasi dengan mengoptimalkan berbagai sumber pangan lokal yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan, geografis, dan pola makan masyarakat setempat.

Baca Juga: KPU Yalimo Sediakan TPS Khusus Bagi Warga yang Memiliki Gejala Covid-19

Diskusi ini adalah bagian dari program LOCALISE SDGs. Dengan dukungan finansial dari Uni Eropa, program ini dilaksanakan oleh United Cities and Local Governments Asia Pacific (UCLG ASPAC), bekerja sama dengan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) dengan melibatkan asosiasi pemerintah daerah dan DPRD di Indonesia.

“Distribusi pangan yang belum merata di Indonesia juga dikhawatirkan akan menyebabkan kelebihan atau kekurangan komoditas pangan di sejumlah daerah, yang terdampak secara logistik akibat pandemi maupun perubahan iklim,” ujar Sekretaris Jenderal UCLG ASPAC, Dr. Bernadia Irawati Tjandradewi, di Jakarta, Sabtu 14 November 2020.

Dia mengingatkan bahwa potensi krisis pangan baik di Indonesia maupun di dunia bisa terjadi tak hanya karena pandemi COVID-19 tetapi juga karena perubahan iklim secara global. “Terganggunya sistem logistik pangan dan rantai pasok pangan menyebabkan masyarakat kehilangan akses pangan,” kata Bernadia.

Baca Juga: LinkAja Syariah Ajak Santri Berwirausaha

Sementara, Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) dari Kementerian Pertanian, Dr. Ir. Agung Hendriadi, pada kesempatan yang sama juga mengakui bahwa pada dua bulan pertama setelah pandemi, indeks ketahanan pangan nasional sempat turun menjadi 40,10 dari sebelumnya 44,10. 

“Ada kekagetan dari masyarakat yang mengurangi konsumsi pangan mereka. Tetapi kemudian terjadi peningkatan indeks ketahanan pangan kita dari April sampai dengan Agustus,” ujarnya.

Halaman:

Editor: M. Reinardo Sinaga


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah