Ini Kelebihan dan Kekurangan Sunat Cincin

- 4 Januari 2021, 18:11 WIB
Ilustrasi sunat cincin
Ilustrasi sunat cincin /Warta Pontianak/

WARTA PONTIANAK - Masih banyak orang yang menganggap sunat dilakukan hanya karena alasan budaya, sosial, dan agama.

Padahal, sunat sebenarnya juga memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan. Mulai dari mencegah terjadinya gangguan pada penis hingga menurunkan risiko terjadinya infeksi menular seksual.

Ada berbagai metode sunat. Beberapa yang populer adalah metode sunat konvensional dan sunat cincin. Sunat cincin sendiri ada banyak macamnya, antara lain klem Gomco, klem Mogen, Plastibell, dan Smart Klamp.

Baca Juga: Besok, 18.360 Vial Vaksin Covid-19 DIjadwalkan Akan TIba di Kalbar

Sebagaimana dikutip Warta Pontianak dari Alodokter, dr. Sonny Seputra, M.Ked.Klin, Sp.B, FINACS, Dokter Spesialis Bedah menyatakan, sunat cincin juga memiliki beragam kelebihan. Seperti, prosesnya cepat dan minim risiko perdarahan.

Namun, ada juga beberapa kekurangan dari sunat cincin. Untuk mengetahui apakah metode sunat cincin cocok untuk anak Anda, simak penjelasan berikut.

Mengenal Sunat Cincin dan Macamnya

Pada prinsipnya, sunat cincin dilakukan dengan alat khusus yang dipasang secara melingkar di penis.

Alat ini bertujuan untuk menghambat aliran darah ke bagian kulup yang akan dipotong sehingga mencegah terjadinya perdarahan hebat. Sunat cincin dapat dilakukan pada bayi baru lahir maupun anak yang lebih dewasa.

Baca Juga: Besok, 18.360 Vial Vaksin Covid-19 DIjadwalkan Akan TIba di Kalbar

Beberapa jenis sunat cincin yang dapat dilakukan pada bayi baru lahir adalah:

  1. Klem Gomco

Metode sunat ini paling populer digunakan untuk bayi baru lahir, karena cepat, efektif, dan minim risiko perdarahan.

Dalam prosedur sunat dengan klem Gomco, pertama-tama kulup akan dipisahkan dari kepala penis menggunakan alat khusus yang disebut probe.

Sayatan kemudian dibuat pada kulup untuk memungkinkan alat berbentuk seperti lonceng dipasang di antara kepala penis dan kulup.

Setelah alat terpasang, kulup akan ditarik ke atas melewati alat tersebut dan dipasangkan penjepit di sekitarnya untuk mengurangi aliran darah ke area kulup.

Pada tahap terakhir, kulup akan dipotong dengan pisau bedah dan dibuang.

Baca Juga: Gubernur Sutarmidji Tidak Bisa Divaksin Covid-19, Ini Alasannya

  1. Klem Mogen

Sama seperti klem Gomco, awalnya kulup akan dipisahkan dari kepala penis, kemudian kulup ditarik ke atas kepala penis dan dipasangkan penjepit logam dengan celah di dalamnya.

Setelah penjepit terpasang, kulup akan dipotong dengan pisau bedah. Penjepit tetap dibiarkan terpasang selama beberapa menit untuk mencegah perdarahan.

Baca Juga: Jin BTS Terpilih Menjadi K-Pop Idol Paling Tampan

  1. Plastibell

Cara ini juga mirip dengan teknik klem Gomco. Setelah dilakukan pemisahan antara kulup dengan kepala penis, alat seperti lonceng plastik ditempatkan di antara kulup dan kepala penis.

Selanjutnya, sebuah benang akan diikatkan melingkar membentuk cincin di luar kulup untuk menghambat aliran darah ke kulup.

Usai benang diikat, kulup akan dipotong dengan pisau bedah lalu lonceng plastik akan dilepas.

Ikatan benang plastik berbentuk cincin biasanya dibiarkan selama 6–12 hari. Nantinya, ikatan benang tersebut akan lepas dengan sendirinya.

Baca Juga: Update Kasus Corona 4 Januari 2021 di Indonesia, Total 772.103 Terkonfirmasi

  1. Smart Klamp

Sedangkan untuk anak yang sudah lebih besar, sunat cincin dapat dilakukan dengan Smart Klamp. Pada sunat cincin jenis ini, digunakan alat khusus berbentuk tabung yang lengkap dengan klem plastik.

Ukuran tabung yang dipakai bervariasi antara 10-21 mm dan akan disesuaikan dengan ukuran penis.

Dalam prosesnya, panjang kulup yang akan dipotong ditandai dulu dengan pena bedah, lalu dokter akan mengukur diameter penis dengan alat ukur khusus untuk menentukan ukuran tabung plastik yang akan digunakan.

Setelah itu, kulup akan dipisahkan dari kepala penis, kemudian tabung dimasukkan di antara kulup dengan kepala penis dan dipasangkan penjepit (klem plastik) dari luar hingga mencapai ujung tabung.

Dengan demikian, kulup akan terjepit di antara klem dan tabung. Saat sudah dipastikan terjepit, kulup akan dipotong dengan pisau bedah.

Klem dan tabung dibiarkan terpasang di penis selama 5 hari. Pada ujung tabung terdapat lubang untuk keluarnya urine.

Baca Juga: Presiden Jokowi Luncurkan Bantuan Tunai se-Indonesia

Kelebihan Sunat Cincin

Pada bayi baru lahir, sunat cincin memiliki beberapa kelebihan, yaitu waktu sunat yang cepat dan minim risiko perdarahan. Sedangkan pada anak yang sudah lebih besar, kelebihan sunat cincin dengan Smart Klamp adalah:

  • Proses sunat sangat cepat, yakni hanya sekitar 7–10 menit
  • Usia sunat, anak bisa langsung memakai celana dan beraktivitas seperti biasa
  • Tidak memerlukan jahitan maupun perban karena minim perdarahan, dan bahkan penis boleh kena air

Kekurangan Sunat Cincin

Meskipun memiliki banyak kelebihan, terdapat juga beberapa kekurangan sunat cincin, yaitu:

  • Biaya relatif lebih mahal daripada sunat biasa/konvensional karena memerlukan alat khusus
  • Proses pemulihan setelah sunat cenderung lama, yaitu sekitar 10 hari
  • Berisiko terjadi pembengkakan penis
  • Hasil akhir pemotongan kulup kurang baik
  • Trauma akibat tindakan pelepasan klem dan tabung pada sunat cincin dengan Smart Klamp

Sunat cincin memang bisa menjadi alternatif untuk sunat konvensional yang membutuhkan jahitan. Namun, perlu diingat, selain mempunyai kelebihan, sunat cincin juga memiliki sejumlah kekurangan.

Oleh karena itu, untuk menentukan teknik sunat yang tepat, sebaiknya konsultasikan dengan dokter. ***

Editor: Ocsya Ade CP

Sumber: alodokter.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah