Penerima Vaksin COVID-19 Bisa Jadi Gay? Begini Penjelasan Dokter

- 12 Februari 2021, 07:00 WIB
Vaksin Covid-19
Vaksin Covid-19 /HakanGerman/Pixabay

WARTA PONTIANAK - Banyak isu yang berkembang di tengah masyarakat terkait dengan vaksin Covid 19 ini. Salah satunya mengabarkan jika vaksin untuk infeksi tersebut bisa mengubah preferensi seksual seseorang. Bagaimana kebenaran klaim tersebut?

Kabar perihal vaksin COVID-19 bisa bikin penerimanya menjadi gay bermula dari ulama asal Iran bernama Ayatollah Abbas Tabrizian.

Ia mengatakan lewat akun Telegram, orang yang dekat-dekat dengan penerima vaksin COVID-19 akan berubah menjadi gay.

Baca Juga: Menkes Gunakan Data KPU Untuk Vaksin Covid-19, Cornelis: Melecehkan Pemerintahan!

Entah mengapa dari sekian banyak spekulasi, ia memilih gay sebagai efek samping vaksin COVID-19.

Menanggapi hal ini, Dokter Sara Elise Wijono, M.Res menegaskan pembuatan dan penyuntikkan vaksin kepada warga dunia ditujukan untuk membentuk kekebalan tubuh.

Meski tak bisa melindungi 100 persen, setidaknya vaksin bisa menurukan risiko tertular sekaligus mengurangi gejala dari suatu penyakit.

“Yang perlu diingat lagi, kekebalan tubuh tidak ada hubungan dan pengaruhnya ke preferensi seksual seseorang. Kedua hal ini sama sekali tidak berkaitan sehingga kabar tersebut dapat dipastikan sebagai hoaks,” terangnya.

Dokter Sara juga menambahkan, “Sampai saat ini, kejadian ikutan pasca imunisasi atau KIPI vaksin COVID-19 cuma keluhan sementara yang sifatnya ringan. Misalnya saja, orang mengalami demam dan pegal di lokasi suntik.”

Bila vaksin COVID-19 tidak memberikan efek samping seperti yang dikatakan ulama asal Iran, bagaimana dengan vaksin yang lain?

Halaman:

Editor: Faisal Rizal

Sumber: dokter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x