WARTA PONTIANAK – Kemarau mulai melanda sejumlah wilayah di Kalbar. Sudah tiga pekan hujan belum turun, untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat. Akibat kemarau dan cuaca panas, sejumlah kawasan di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya pun tak terhindari dari musibah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Karhutla yang terjadi menimbulkan sejumlah dampak buruk, baik dari sisi kesehatan, transportasi dan perekonomian.
Misalnya dampak kabut asap dan jerebu yang mengotori udara, sehingga membahaykan saluran pernapasan warga.
Begitu juga dengan tebalnya kabut asap yang menghalangi jarak pandang diantaranya di Bandara Internasional Supadio Pontianak di Kubu Raya.
Baca Juga: Jaga Keamanan Salat Jumat, Srikandi Polresta Patroli di Rumah Ibadah
Sehingga untuk menyelesaikan sejumlah dampak buruk akibat kemarau, dalam Islam salah satu caranya adalah dengan melaksanakan salat memohon hujan atau Salat Istisqa.
Dilansir dari islam.nu.or.id, menurut Syekh Abdullah Bafadhal Al-Hadhrami, cara salat Istisqa sebanyak dua rakaat serupa dengan salat dua rakaat salat Ied.
Hanya saja, cara salat keduanya berbeda dalam hal penempatan khutbah, pembacaan takbir, dan arah khatib pada khutbah kedua. Selebihnya kedua salat ini secara umum sama.
Baca Juga: Menteri Agama RI Tanda Tangani Larangan Salat Jumat, Cek Fakta