Mengutip Healthline, oximeter berfungsi memeriksa seberapa baik fungsi jantung dalam memompa oksigen ke seluruh tubuh.
Alat ini digunakan untuk memantau kesehatan pasien yang kadar oksigen di dalam darahnya terganggu, misalnya pasien Covid-19.
Selain itu, oximeter juga dapat digunakan untuk memantau kesehatan pasien dengan kondisi paru obstruktif kronik (PPOK), asma, radang atau kanker paru, anemia, dan penyakit jantung.
Ketika oximeter ditempelkan pada bagian tubuh seperti jari tangan, alat ini akan bekerja dengan memancarkan cahaya pada darah di dalam jari. Hal ini berfungsi mengukur jumlah oksigen di dalam darah.
Sensor oximeter menangkap cahaya di dalam darah yang teroksigenasi, kemudian menunjukkan persentase saturasi oksigen Anda. Secara keseluruhan, proses ini tidak menyakitkan.
2. Pengecekan dengan Analisis Gas Darah
Dokter Theresia mengatakan, “Analisis gas darah merupakan prosedur invasif. Sampel yang digunakan metode ini adalah darah arteri untuk menilai jumlah gas arteri (gas darah), seperti oksigen dan karbon dioksida.”
“Analisis gas darah juga merupakan standar pemeriksaan untuk menilai (tingkat pH) apakah darah cenderung asam (asidosis) ataupun basa (alkalosis),” tambahnya.
Baca Juga: Pemprov Kalbar Surati Supplier Oksigen di Jawa untuk Antisipasi Kelangkaan
Tahap-tahapnya antara lain: