Ukuran biji kopi harus digiling dengan tingkat coarse to medium yang artinya masih kasar. Konon tingkat kehalusan ini dapat memberikan hasil seduhan yang optimal untuk mengeluarkan rasanya.
Untuk cara penyeduhannya masyarakat Toraja punya banyak metode, mulai dari sederhana hingga paling rumit, tergantung dengan hasil kopi yang dingin dinikmati. Sementara durasi penyeduhan yang lebih lama dipercaya akan mengeluarkan cita rasa alami kopi yang lebih maksimal.
5. Pertanian yang ramah lingkungan
Masyarakat Toraja tidak hanya berorientasi pada hasil panen kopi yang melimpah. Permasalahan alam juga menjadi faktor yang dikritisi sehingga setiap tahapannya harus mengikuti aturan yang berlaku.
Kepedulian masyarakat Toraja pada lingkungan menjadi alasan utama seluruh proses penanaman, panen, hingga pengolahan kopi masih dilakukan secara manual. Mereka percaya tanah adat harus dijaga kemurniannya agar menghasilkan kopi yang terbaik.
Baca Juga: Dokter: Hentikan Minum Kopi Bila Alami Tiga Gejala Ini
Praktik penjualan kopi yang adil juga senantiasa diterapkan di Toraja, sehingga baik pembeli, petani, hingga distributor tidak ada yang dirugikan. Seluruh proses pengolahan kopi Toraja juga masih memanfaatkan tenaga warga lokal, sehingga semua pihak aktif berkolaborasi dalam menghasilkan kopi yang baik dan juga meningkatkan perekonomian daerah.