WARTA PONTIANAK – Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dalam jangka waktu panjang, biasanya terjadi pada periode kritis yakni sejak dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun.
Asupan nutrisi yang tidak memadai pada masa tersebut mengganggu perkembangan linear anak, sehingga berdampak pada tinggi badan yang tidak optimal pada saat dewasa nanti.
Penyebab Stunting:
- Kurang asupan gizi
Ini merupakan penyebab utama. Konsumsi makanan bergizi seimbang oleh ibu hamil, menyusui, dan balita sangat penting.
- Infeksi berulang:
Anak yang sering mengalami diare, pneumonia, atau infeksi lainnya rentan mengalami stunting.
- Kelahiran premature
Bayi lahir prematur memiliki risiko lebih tinggi mengalami stunting karena masa tumbuh kembang di dalam kandungan terpotong.
Berat badan lahir rendah (BBLR): Bayi BBLR memiliki cadangan nutrisi yang lebih sedikit sehingga pertumbuhannya bisa terhambat.
Dampak Stunting:
- Gangguan perkembangan jangka pendek: Stunting tidak hanya berdampak pada tinggi badan, tetapi juga mempengaruhi perkembangan otak, metabolisme, dan pertumbuhan fisik anak secara keseluruhan. Akibatnya bisa berupa terganggunya kemampuan kognitif dan motorik anak.
- Dampak jangka panjang: Stunting pada anak dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit tidak menular seperti diabetes, obesitas, penyakit jantung dan pembuluh darah di masa depan.
- Produktivitas menurun: Stunting berpotensi menurunkan produktivitas dan kemampuan belajar pada anak sehingga dapat berdampak negatif terhadap prestasi pendidikan dan masa depan mereka.
Baca Juga: Kolaborasi, Kunci Entaskan Kemiskinan Ekstrim dan Stunting di Kayong Utara