WARTA PONTIANAK – "Global Boiling" atau "Didihan Bumi" adalah istilah yang digunakan secara metaforis untuk menggambarkan kondisi pemanasan global yang ekstrem. Istilah ini lebih dramatis dibandingkan dengan "pemanasan global" untuk menekankan bahaya dan urgensi dari perubahan iklim.
Berikut beberapa poin kunci tentang Global Boiling:
Sama seperti pemanasan global, penyebab utama Global Boiling adalah efek rumah kaca yang diperparah oleh aktivitas manusia. Aktivitas ini terutama berupa pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Proses pembakaran tersebut melepaskan gas rumah kaca, terutama karbon dioksida, ke atmosfer. Gas rumah kaca ini kemudian menjebak panas matahari di dekat permukaan bumi, meningkatkan suhu rata-rata global.
Dampak: Dampak dari Global Boiling diperkirakan lebih parah daripada sekadar kenaikan suhu. Beberapa potensi dampaknya antara lain:
Gletser dan lapisan es yang mencair lebih cepat, menyebabkan permukaan air laut naik dan berisiko menenggelamkan daerah pesisir.
Cuaca ekstrem yang lebih sering terjadi, seperti gelombang panas, banjir, dan kekeringan.
Gangguan pada ekosistem dan rantai makanan, yang dapat menyebabkan kepunahan spesies.
Gangguan pada sektor pertanian akibat perubahan iklim.
Baca Juga: Darurat, Bumi Sedang Krisis Iklim, Ini Dia Bukti Nyatanya
Krisis pengungsi akibat bencana alam dan perubahan iklim.
Perbandingan dengan Pemanasan Global: Istilah "Global Boiling" memang tidak secara harfiah menggambarkan bahwa bumi akan "mendidih" seperti air yang dipanaskan. Ini adalah analogi atau perumpamaan untuk menekankan bahaya dan urgensi dari perubahan iklim. Peningkatan suhu akibat Global Boiling tetap bertahap, hanya saja diperkirakan lebih ekstrem dibandingkan pemanasan global pada umumnya.
Kesimpulan:
Global Boiling adalah peringatan tentang bahaya perubahan iklim. Meskipun merupakan istilah kiasan, ia menegaskan pentingnya untuk segera mengambil tindakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memitigasi dampak perubahan iklim. ***