Krisis Pangan di Korea Utara Memburuk, Kim Jong Un Minta Jajarannya Lakukan Transformasi Produksi Pertanian

28 Februari 2023, 15:10 WIB
Pemimpin diktator Korea Utara Kim Jong Un meminta jajarannya melakukan transformasi produksi pertanian dalam rangka menghadapi krisis pangan /Tangkapan layar Instagram @kimjongunveyegenleri/

WARTA PONTIANAK - Pemimpin diktator Korea Utara Kim Jong Un mendesak jajarannya untuk melakukan transformasi dalam produksi pertanian, menyusul kekhawatiran krisis pangan semakin memburuk yang melanda negaranya.

Pernyataan transformasi produksi pertanian di Korea Utara tersebut diungkapkan Kim Jong Un dalam pidatonya di hari kedua rapat pleno Komite Pusat Partai Buruh Korea ke-8 seperti yang dilaporkan oleh kantor berita negara KCNA.

Dalam kesempatan tersebut, Kim Jong Un juga mengatakan bahwa yang menjadi prioritas utama tahun ini adalah mencapai target produksi biji-bijian. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya produksi pertanian yang stabil dalam rangka untuk menghadapi krisis pangan.

Baca Juga: Perang Siber antara Rusia dan Ukraina Sudah Berkecamuk Sebelum Invasi, Elon Musk Dituding Terlibat

Laporan KCNA tidak merinci tindakan apa yang akan diambil oleh Korea Utara untuk mewujudkan transformasi tersebut, tetapi Kim Jong Un menegaskan untuk mengatasi krisis pangan perubahan tersebut harus terwujud dalam beberapa tahun ke depan.

Menurut para peneliti, sebagian besar produksi pertanian Korea Utara disumbang oleh sistem pertanian kolektif. Sistem pertanian semacam itu biasanya menampung banyak petani-petani skala kecil untuk bekerja bersama-sama dalam menghasilkan produksi pertanian.

Dalam pidatonya, Kim Jong Un juga menyebutkan tentang pentingnya pertumbuhan kekuatan produktif pertanian dalam memastikan terwujudnya pembangunan sosial.

Seperti diketahui, Korea Utara saat ini berada di bawah sanksi ketat internasional yang dijatuhkan atas program senjata nuklir dan rudal balistiknya. Selain itu, ekonomi negara juga diperburuk oleh penguncian perbatasan dalam rangka untuk menghentikan wabah COVID 19.

Baca Juga: Konflik Laut China Selatan : Imbangi Dominasi Beijing, Filipina Mendekat ke AS dan Jepang

Separah apa kelangkaan pangan di Korea Utara?

Seberapa parah tingkat kelangkaan pangan di Korea Utara memang masih belum jelas, tetapi laporan proyek 38 North yang berbasis di AS pada Januari lalu mengatakan bahwa tingkat kelangkaan pangan berada di titik terburuk sejak bencana kelaparan yang melanda negara itu pada 1990-an.

"Ketersediaan pangan mungkin telah turun di bawah batas minimum kebutuhan manusia,” kata laporan itu.

Laporan 38 North juga mengungkap bahwa upaya swasembada Korea Utara dengan memproduksi semua biji-bijiannya di dalam negeri justru membuat negara itu rentan.

Baca Juga: Mengapa Ekonomi Rusia Tetap Stabil? Meskipun Dihantam Sanksi Berat dari AS dan Uni Eropa

"Ironisnya, upaya Korea Utara untuk mencapai hasil pertanian yang memadai di tanah sendiri justru menghasilkan ketergantungan besar terhadap barang-barang impor dan membuat negara itu terkena guncangan global, konflik diplomatik, dan cuaca buruk,” kata laporan tersebut.

Menurut 38 North, solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah kelangkaan pangan sebagian terletak pada penyelesaian masalah senjata nuklir dan sanksi. Selain itu, dibutuhkan pula reformasi ekonomi.

Inisiasi reformasi ekonomi dalam negeri akan memungkinkan Korea Utara untuk mengekspor produk industri dan jasa yang dapat diperdagangkan, memperolah devisa, dan mengimpor biji-bijian curah secara komersial dan berkelanjutan.***

Editor: Y. Dody Luber Anton

Sumber: DW

Tags

Terkini

Terpopuler