3 Petugas Makam Dikecam karena Selfie Sambil Acungkan Jempol di Depan Jenazah Diego Maradona

- 27 November 2020, 09:51 WIB
Diego Maradona.
Diego Maradona. /Instagram @diegomaradona

WARTA PONTIANAK - Legenda pesepakbola dunia asal negara Argentina, Diego Maradona meninggal dunia pada Rabu, 25 Movember 2020.

Diego Maradona yang wafat di usia 60 tahun dibawa ke pemakaman Jardin de Paz, yang juga tempat peristirahatan terakhir orang tuanya.

 

Namun saat akan dimakamkan, ada 3 orang petugas pemakaman yang mengabil foto selfie dengan jenazah Diego Maradona.

Baca Juga: [WARTA TERKINI] Dunia Sepakbola Berduka, Maradona Meninggal Dunia di Argentina

Dua foto tersebut lantas menjadi viral di seluruh media sosial di Argentina.

Dalam foto itu, seperti diberitakan Pikiran Rakyat berjudul "3 Petugas Makam Selfie di Depan Jenazah Diego Maradona Sambil Acungkan Jempol, Tuai Kecaman" satu pekerja yang telah diidentifikasi bernama Diego Molina, memberikan acungan jempol sambil mengistirahatkan tangannya yang lain di kepala Maradona.

Foto kedua menunjukkan dua pria berdiri di samping peti mati dengan wajah Maradona terlihat jelas. Anak muda dari dua pria itu juga memberikan pose dengan mengangkat jempol.

Baca Juga: Jejak Rekam Maradona 'si Tangan Tuhan' Selama Berkarir di Sepakbola

Manajer dari pemakaman Sepelios Pinier di Buenos Aires, Diego Picon, mengklaim bahwa ketiga orang itu adalah karyawan outsourcing dan mengambil gambar sebelum jenazah Maradona diangkut ke istana kepresidenan Argentina Casa Rosada.

Pengacara Maradona, Matias Morla, secara langsung mengidentifikasi Molina di akun Twitternya dan mengatakan untuk mengambil tindakan hukum atas perbuatan mereka yang tidak terhormat.

“Untuk melindungi ingatan teman saya, saya tidak akan beristirahat sampai dia membayar kekejaman seperti itu," tulis Morla.

Baca Juga: Presiden Fernandez Bangga, Maradona Bawa Argentina ke Puncak Tertinggi Sepakbola Dunia

Ribuan penggemar emosional berbaris di Buenos Aires untuk melihat peti mati pada hari Kamis, 26 November 2020 sementara polisi terpaksa turun tangan saat kondisi sudah mukai tidak kondusif.

Laporan di Argentina juga mengklaim bahwa polisi menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk mengendalikan kerumunan orang.***

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x