Israel Izinkan Yahudi Berdoa di Komplek Al-Aqsa, Langgar Kesepakatan dengan Yordania?

- 24 Agustus 2021, 19:38 WIB
  Israel Izinkan Yahudi Berdoa di Komplek Al-Aqsa, Langgar Kesepakatan dengan Yordania?
Israel Izinkan Yahudi Berdoa di Komplek Al-Aqsa, Langgar Kesepakatan dengan Yordania? /Instagram @khatijah_ummar/

WARTA PONTIANAK - Pemerintah Israel mengizinkan orang Yahudi untuk melakukan salat di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki yang juga dikenal oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount yang berisiko mengubah status quo situs tersebut.

Dalam sebuah cerita yang diterbitkan pada hari Selasa, Times mengatakan Rabi Yehudah Glick melakukan sedikit usaha untuk menyembunyikan doanya, dan bahkan menyiarkannya secara langsung.

Daerah itu berada di Kota Tua yang bertembok di Yerusalem dan bagian dari wilayah yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah 1967. Israel mencaplok Yerusalem Timur pada tahun 1980 dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.

Baca Juga: Pasukan Israel Bunuh Remaja Palestina di Tepi Barat

Sejak 1967, Yordania dan Israel sepakat bahwa Wakaf, atau kepercayaan Islam, akan memiliki kendali atas hal-hal di dalam kompleks, sementara Israel akan mengendalikan keamanan eksternal. Non-Muslim akan diizinkan masuk ke situs selama jam berkunjung, tetapi tidak akan diizinkan untuk berdoa di sana.

Glick yang merupakan seorang mantan anggota parlemen sayap kanan kelahiran AS  telah memimpin upaya untuk mengubah status quo selama beberapa dekade, dan mengatakan dia mencirikan upayanya sebagai masalah “kebebasan beragama”.

Gerakan kebangkitan lainnya, seperti Temple Mount Faithful dan Temple Institute, juga menentang larangan pemerintah Israel untuk mengizinkan orang Yahudi memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa.

Pengaturan formal yang disepakati oleh Yordania dan Israel adalah untuk menghindari konflik di lokasi flashpoint.

Tetapi pasukan Israel secara rutin mengizinkan kelompok, beberapa di antaranya ratusan, pemukim Yahudi yang tinggal di wilayah Palestina yang diduduki untuk turun ke kompleks Al-Aqsa di bawah perlindungan polisi dan tentara, menimbulkan ketakutan Palestina akan pengambilalihan Israel.

Pada tahun 2000, politikus Israel Ariel Sharon memasuki tempat suci tersebut ditemani oleh sekitar 1.000 polisi Israel. Masuknya ke kompleks melepaskan Intifada Kedua, di mana lebih dari 3.000 orang Palestina dan sekitar 1.000 orang Israel tewas.

Halaman:

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x