Sultan Hassanal Bolkiah Sebut Myanmar Bagian dari Keluarga ASEAN

- 29 Oktober 2021, 17:17 WIB
Pemimpin Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah
Pemimpin Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah /Tangkapan layar Instagram @sultanhassanalbolkiah/

WARTA PONTIANAK - Pemimpin Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah menyebut, Myanmar adalah bagian dari keluarga ASEAN setelah pertemuan puncak kelompok regional Asia Tenggara, yang melarang jenderal Myanmar Min Aung Hlaing karena kegagalannya menerapkan rencana rekonsiliasi yang disepakati dalam pertemuan sebelumnya pada April 2021 silam.

Militer merebut kekuasaan Myanmar pada Februari 2021, dan menahan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi yang memicu protes massa dan kekacauan ekonomi.

Lebih dari 1.200 orang telah tewas dalam tindakan keras terhadap gerakan anti kudeta, dan kerusuhan telah meningkat di daerah perbatasan yang bergolak lama, meskipun janji Min Aung Hlaing untuk mengakhiri kekerasan sebagai bagian dari apa yang disebut 'Konsensus Lima Poin' yang dia setujui dengan para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Baca Juga: Mayat Bocah Dibiarkan Membusuk dalam Rumah Selama 1 Tahun usai Dianiaya

Ditanya tentang pemerintahan Myanmar di masa depan setelah penghinaan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap panglima angkatan bersenjata, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah menekankan keanggotaan berkelanjutan negara itu.

"Myanmar adalah bagian integral dari keluarga ASEAN dan keanggotaan mereka tidak dipertanyakan,” katanya seperti dikutip dari Aljazeera, Jumat 29 Oktober, 2021.

“ASEAN akan selalu ada untuk Myanmar dan kami terus menawarkan bantuan melalui implementasi konsensus lima poin. Fakta tersebut juga mencakup komitmen untuk memulai dialog dan memfasilitasi bantuan kemanusiaan dan upaya mediasi oleh utusan khusus ASEAN," ujarnya.

Baca Juga: Mengerikan! Ribuan Makhluk Laut Terdampar Mati di Beberapa Pantai Timur Laut Inggris

Sultan Hassanal Bolkiah yang memimpin KTT online tiga hari yang berakhir pada Kamis 28 Oktober 2021 kemarin mengatakan, kelompok terorganisir beranggotakan 10 orang itu berharap para jenderal akan bekerja dengan utusannya untuk meredakan krisis politik dan bahwa Myanmar akan kembali normal, sesuai dengan kehendaknya, khususnya dari rakyatnya.

Halaman:

Editor: Y. Dody Luber Anton

Sumber: Aljazeera Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x